Jumat, 21 November 2014

Tanggulangi Kemiskinan

 IPEC Gelar Pertemuan di Pejeng


PEJENG, Desa Pejeng belakangan ini terus menggeliat. Pembangunan di berbagai sektor kini gencar dilaksanakan, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Cokorda Agung Kusuma Yudha Pemayun. Melihat berbagai terobosan yang dilakukan Kades Cok Agung, tidak berlebihan jika Pejeng dipilih sebagai salah satu desa di Bali yang menjadi lokasi kegiatan Indonesia Poverty dan Empowerment Conference (IPEC) 2014. IPEC ini sebelumnya dikenal dengan Temu Nasional Penanggulangan Kemiskinan.

Koordinator IPEC 2014 Melly Hassan, saat diskusi di Pekarangan Merdeka Pejeng, Minggu 16 November,  mengatakan kegiatan yang digagas LSM Sinergi Indonesia  ini sudah ketiga kalinya digelar. Dalam menghimpun simpul-simpul penanggulangan kemiskinan, pihaknya membagi menjadi tiga kelompok yakni kawasan pesisir, perkotaan dan pedesaan. Khusus untuk pedesaan, pihaknya mengambil sampel di Desa Pejeng, Tampaksiring. Alasannya, Desa Pejeng di bawah Kepala Desa Cok Agung Kusuma Yudha Pemayun sedang gencar-gencarnya menjalankan program pengentaskan kemiskinan dengan kearifan lokal.
“Cok Agung selaku kepala desa merupakan seorang champion dalam membangun desanya," jelasnya. 

Diakui, dalam program pengentasan kemiskinan di Desa Pejeng,  tak bisa dilepaskan dari figur pemimpinnya yakni Cokorda Agung. Selain sebagai Kades, Cok Agung juga dikenal sebagai seorang entrepreneur yakni perintis perajin batik bebalian di desanya. Upaya ini mampu  memberikan harapan baru kepada masyarakat, khususnya kaum pemuda dan ibu rumah tangga.

“Cok Agung merupakan tokoh inspiratif yang menggerakkan semangat para pemuda dan ibu-ibu rumah tangga di Desa Pejeng untuk tetap semangat dalam menanggung beban keluarga,” tegasnya. 

Dikatakan, Cok Agung rela keluar dari pekerjaannya dan kemudian belajar membatik di Pulau Jawa. Keahliannya itu kemudian dikembangkan di desanya dengan membuka usaha canting. Para ibu rumah tangga dan pemuda setempat direkrut sebagai tenaga kerja. 
Yang menarik, dalam pertemuan itu hadir dua narasumber lainnya yakni Andre Graff, warga asal Perancis yang menjual perusahaan balon udara untuk mengentaskan kemiskinan di Sumba, NTT khususnya soal kekurangan air. Satu lagi adalah I Gede Nyoman Bayu Wirayuda yang sangat getol dengan konservasi satwanya. Baginya memelihara satwa dan lingkungan merupakan salah satu pengentasan kemiskinan.

"Pada prinsipnya kami berbuat semuanya karena hati," kata Cok  Agung. Menurutnya, berbuat untuk kepentingan warga desa adalah sebuah kewajiban dan panggilan hati. Terlebih, sebagai warga masyarakat Bali, nantinya dipastikan akan kembali pulang ke desa. “Saatnya sekarang saya kembali pulang untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Pejeng,” pungkasnya. (dey).


Tidak ada komentar: