Kamis, 29 Mei 2014

Warga Mengeluh, Air PDAM ke Pejeng Macet

PEJENG – Distribusi air PDAM ke Desa Pejeng macet sudah dua pekan lebih, alias tidak mendapat air sama sekali. Kalau pun ada aliran air, itu pun sangat-sangat kecil.Hal tersebut tentu saja membuat warga geram. Bahkan sejumlah warga mengancam akan melakukan demo ke kantor PDAM di Tampaksiring.

Warga sangat menyayangkan pelayanan PDAM yang terkesan tutup telinga atas masalah ini. Padahal sejumlah warga sudah berusaha menghubungi pihak PDAM agar masalah ini segera teratasi, namun tidak mendapat pelayanan yang memuaskan dan terkesan petugasnya kurang sigap. Petugas baru turun ke lapangan –lokasi yang air PDAM nya macet-- setelah beberapa sebelumnya hari mendapat laporan.

Walau pun ada petugas yang turun mengecek rumah-rumah penduduk yang air PDAM-nya macet, namun tidak bisa berbuat banyak. Buktinya, air sampai saat ini menjelang penampahan Kuningan masih saja seret.

Setelah petinggi PDAM Gianyar mendapat keluhan dari salah seorang warga dan langsung mengcek kondisi di lapangan, memang ada inisiatif dengan mengirim mobil tangki air, keesokan harinya. Namun distribusi air bersih melalui mobil tangki itu hanya sekali itu saja. Buktinya, sampai sekarang masyarakat masih kesulitan mendapat air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK).
Untuk mengatasi krisis air bersih ini, warga terpaksa melakukan aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK) di sungai terdekat.

Menurut informasi, seretnya air PDAM ini dikarenakan ada gangguan mesin di Belusung, sehingga pengaliran air terpaksa harus dijatah secara bergiliran. Namun nyatanya, hingga kini aliran air PDAM masih saja macet, seret, dan
“kecrat-kecrit”. Kalaupun sempat mengalir, pas tengah malam sekitar pukul 01.00 Wita. Itupun aliran airnya hanya menetes.
Sementara itu, Dirut PDAM Gianyar Made Sastra Kencana seperti dilansir sejumlah media massa, mengakui adanya gangguan pelayanan PDAM itu. Menurutnya, sumber air untuk ke Pejeng memang mengalami penurunan debit air sebesar 3 liter /detik. Namun, pihaknya tetap berupaya untuk memberikan pelayanan kepada konsumen. “Kami minta maaf atas gangguan ini. Saat ini kami tengah melakukan pembenahan, terlebih debit air di sumbernya memang mengalami penurunan,” ujarnya. 

Sementara, salah seroang petugas PDAM yang melakukan pemantauan dan pengecekan Minggu (25/5) mengatakan, gangguan pelayanan ini akibat kecilnya pipa yang menyalurkan air ke rumah-rumah warga. Dikatakan, pipa yang digunakan saat ini masih pipa yang lama dan berukuran kecil, sehingga tidak maksimal untuk melayani konsumen yang ada.

Untuk sementara, pihaknya terpaksa melakukan pergiliran. Saat ini pihak PDAM akan segera melakukan pergantian pipa dengan ukuran yang lebih besar. “Kami harapkan dalam waktu dekat, pergantian pipa bisa dilakukan dan pelayanan air ke konsumen bisa maksimal,” pungkasnya. (dey)     

Akhirnya, Pejeng Punya Wakil Rakyat di DPRD Gianyar

PEJENG, Setelah sekian lama lowong pasca IB Swastika purnatugas, kini Pejeng kembali memiliki seorang wakil rakyat yang akan duduk di DPRD Gianyar masa bhakti 2014-2019. Hal itu menyusul ditetapkannya salah seorang caleg Partai Gerindra asal Puri Pejeng Cokorda Gde Putra Pemayun oleh KPU Gianyar dalam rapat pleno penetapan caleg terpilih DPRD Gianyar th. 2014-2019, beberapa waktu lalu.

Terpilihnya Cok Putra Pemayun sebagai wakil rakyat di DPRD Gianyar, tentu saja mengobati kerinduan krama Pejeng yang sejak lama merindukan ada anggota Dewan asal Pejeng duduk di gedung DPRD GIanyar. Harapan warga masyarakat Pejeng tersebut memang cukup beralasan. 
Pertama, untuk memudahkan akses warga masyarakat terkait pembangunan desa. 

Kedua, Pejeng yang merupakan desa tua, dan kaya potensi alam serta SDM nya yang handal, memang sudah sepantasnya ada yang menyuarakan segala aspirasi masyarakat secara langsung di gedung Dewan. 

Ketiga, ada semacam kebanggaan warga masyarakat jika ada putra desanya duduk di DPRD. Atau dengan kata lain, nama desa (Pejeng) turut terangkat dengan adanya wakil rakyat asal di DPRD Gianyar. Jadi, nama Pejeng diluar tidak lagi dianggap sepele. Namun mulai diperhitungkan di kancah yang lebih tinggi. Tidak seperti wacana yang berkembang selama vakum ini,  “…masak Pejeng dikalahkan desa-desa kecil dan terpencil lainnya, punya wakil rakyat di DPRD Gianyar atau bahkan di DPRD Bali…!???!”

Syukurlah kritikan semacam itu kini terjawab sudah, dengan terpilihnya Cok. Gede Putra Pemayun sebagai anggota DPRD Gianyar. Kalau saja masyarakat Pejeng mau kompak, bukan hanya wakil di DPRD Gianyar, wakil di DPRD Bali pun sebenarnya bisa. Karena ada caleg wanita asal Pejeng yang turut bertarung di tingkat Provinsi Bali. Terlebih dia berada dalam satu partai dengan Cok Gede Putra Pemayun. Dia itu adalah Cokorda Istri Mas Minggu Wathini. Istri Bendesa Pakraman Jro Kuta Pejeng Cokorda Rai Pemayun ini gagal melenggang ke Renon, lantaran pengumpulan suaranya saat Pemilu Legeslatif beberapa waktu lalu jauh dari rival-rival beratnya dari Partai Gerindra  seperti, Cok. Putra Nindia maupun Tagel Arjana. Belum lagi rival dari partai lainnya yang turut ekspansi  “munuh” suara di Desa Pejeng. 

Kalau saja masyarakat Pejeng kompak, mendukung Cok Putra Pemayun untuk DPRD Gianyar dan Cok Istri Mas Minggu Wathini untuk DPRD Bali, tentu apa yang diharapkan seluruh masyarakat selama ini --memiliki wakil rakyat di Gedung Dewan, akan semakin lengkap. Dan, sudah tentu pula nama Pejeng akan makin terangkat dan kian diperhitungkan oleh desa-desa lainnya di Bali. Namun apa daya... (dey)