Kamis, 31 Juli 2014

Pohon Ancak di Jaba Pura Dalem Tengaling Tumbang

PEJENG- Hujan lebat yang mengguyur Pejeng, sejak pagi hari, Senin (14/7) menyebabkan  Pohon Ancak berukuran cukup besar tumbang. Syukurnya, peristiwa tumbangnya pohon tua yang disucikan warga tersebut tidak sampai menelan korban jiwa maupun materi. Pasalnya, pohon tersebut tumbang ke arah areal yang cukup lapang,  tepatnya di jaba Pura Dalem Tengaling, Pejeng.

Peristiwa pohon tumbang tersebut terjadi sekitar puikul 07.50 wita. Saat itu hujan yang mengguyur Pejeng cukup deras. Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, yang ternyata pohon ancak di Jaba Pura Dalem Tengaling roboh. Mendengar ada pohon tumbang, salah seorang warga kemudian menghubungi pihak Badan Penanggualangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar.

Tak lama berselang, petugas dari BPBD pun tiba di lokasi, untuk melakukan evakuasi. Namun upaya tersebut sempat tertunda, karena petugas masih harus menunggu Pemangku Pura Dalem Tengaling, untuk melaksanakan upacara ngeluhuran, karena pohon tersebut selama ini disucikan warga setempat. Setelah prosesi upacara  ngeluhuran dilaksanakan, petugas BPBD pun melaksanakan tugasnya, memotong batang pohon yang melintang di jaba Pura, menggunakan gerjagi mesin.

Sejumlah warga yang ditemui di lokasi mengaku kaget ketika mendengar ada suara gemuruh saat hujan lebat. “Saya kaget mendengar  suara bergemuruh, eh…  ternyata pohon ancak ini yang tumbang,” ujar sejumlah siswa SMPN 3 Tampaksiring yang sekolahnya berada di sebelah barat Pura Dalem Tengaling.
Para siswa itu mengaku bersyukur, karena tidak ada korban dalam muisbah ini. Menurut mereka, biasanya teman-temannya memarkir sepeda motornya di di areal ini. “Tumben, saat kejadian ini tidak ada yang parkir di sana,” ujarnya.

Hal senada disampaikan sejumlah warga lainnya. “Ini sudah merupakan swecan Widhi, pohon ini tumbang ke arah yang aman. Padahal di utaranya ada candi bentar dan tembok penyengker Pura Dalem Tengaling, sementara di sebelah timur ada rumah warga, di arah selatan ada Pura Prajapati, itu semuanya selamat. Ini sungguh paswaecan Widhi,’’ ucapnya.

Pantauan di lokasi, pohon ancak ini tumbang diduga karena akarnya lapuk, sehingga tumbang saat diterpa angin kencang dan hujan lebat.(dey) 

Jalan Santai Dulu, Kemudian Pesta Bubur

PEJENG – Ada yang menarik dalam Porsenides Pejeng 2014 tahun ini. Selain dilombakan berbagai cabang olah raga dan seni, juga dilangsungkan kegiatan jalan santai, Minggu (29/6). Kegiatan yang diikuti ribuan warga Pejeng ini menempuh rute kurang lebih 8 km ini mengambil start di Lapangan Umum Sapta Dharma Pejeng. 

Seluruh peserta kemudian bersama-sama berangkat menuju Br. Pande ke timur, Br. Intaran ke selatan menuju jaba Samuan Tiga, Bedulu. Selanjutnya menuju Br. Taman Bedulu, terus ke timur menuju Petemon Desa Pejeng Kelod sampai di Desa Kelusu ke barat menuju Br. Panglan dan kembali ke Lapangan Desa Pejeng.

Bukan hanya kalangan dewasa, peserta anak-anak hingga balita pun turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Para peserta tampak antusian mengikuti kegiatan ini, karena selain untuk olahraga juga untuk merekatkan tali kekerabatan dan persahabatan antar warga. Pasalnya, banyak di antara peserta ini jauh-jauh datang dari kota hanya untuk bisa berkumpul bersama warga lainnya di kampong halaman.

Setelah menumpuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya peserta tiba di finish, di lapangan Sapta Dharma Pejeng. Yang menarik, begitu tiba di garis finish,  para peserta langsung diarahkan menuju lapangan untuk menikmati kuliner khas pejeng, bubuh.
Di dalam lapangan ada 11 pedagang bubur yang siap melayani warga peserta jalan santai. Hebatnya, warga bisa bebas memilih pedagang bubur. Bebas menikmati bubur yang  disajikan secara gratis. Maka tak heran, begitu tiba di lapangan, seluruh pedagang bubur diserbu warga, semuanya lais maseluk.

Dengan berpakaian adat Bali, para pedagang ini dengan penuh kesabaran melayani setiap pengunjung yang ingin mencicipi satu porsi Bubur Bali. Tak sampai satu jam, hidangan bubur khas Pejeng ini sudah ludes diserbu pengunjung.    

Ide kreatif yang datang dari Perbekel Desa Pejeng Cokorda Agung Kusuma Yudha ini diharapkan mampu memperkenalkan kuliner khas Pejeng serta mengangkat kesejahteraan hidup para pelaku usaha kecil ini.  “Kami ingin dengan festival ini mencoba untuk memperkenalkan kuliner khas Pejeng," ujarnya.

Cok Agung menambahkan, untuk kegiatan festival ini, sebanyak 11 pedagang bubur se Desa Pejeng diberikan dana masing-masing Rp 500 ribu dengan menyediakan masing-masing sebanyak 100 porsi bubur. “Kami memberikan dana cuma-Cuma, masing-masing Rp 500 ribu dan seluruh masyarakat bisa menikmati bubur secara gratis,” imbuhnya.

Selain untuk mempromosikan kuliner khas Pejeng, kegiatan festival tersebut juga sebagai ajang pengenalan kepada masyarakat, khususnya para generasi muda untuk mencintai kuliner tradisional yang ada di Pejeng.

Ke depannya, Desa Pejeng berencana membuat sebuah pusat kuliner bubur khas Pejeng dalan satu lokasi. Dengan demikian, warga yang ingin menikmati bubur khas Pejeng bisa langsung menuju lokasi tersebut. “Areal untuk pusat kuliner bubur itu sudah ada. Jika semuanya sudah terpusat, kami harapkan bisa mematok harga yang layak dan kehidupan pedagang bubur pun bisa terangkat,” harapnya. 

Salah seorang pedagang bubur, Anak Agung Oka Bayu mengaku senang dengan kegiatan festival bubur ini. “Mudah-mudahan tahun depan bisa digelar lagi,” ujarnya. Hal senada disampaikan pedagang bubur lainnya. “Lumayan untuk promosi. Jika ada warga yang sebelumnya tidak tahu tentang bubur kami, sekarang bisa mengenalnya langsung. Jika  warga nantinya ingin beli bubur, bisa langsung membeli bubur kami di dalam Pasar Pejeng,” ujar pedagang lainnya. (dey)


Ratusan Atlet dan Seniman Meriahkan Porsenides Pejeng 2014

* Kontingen Banjar Puseh Kembali Juara Umum

PEJENG, Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Desa Pejeng kembali digelar. Even tahunan ini dibuka Perbekel Cokorda Agung, Sabtu (21/6) di lapangan Umum Sapta Dharma, Pejeng. Upacara pembukaan Porsenides tahun ini dihadiri para tokoh, prajuru desa, atlet serta seniman yang akan berlaga.  

Ribuan warga tampak antusias menyaksikan upacara pembukaan Porsenides ini. Diawali dengan defile masing-masing kontingen  serta senam aerobic massal, serta atraksi seni Pencaksilat Bakti Negara Banjar Pande,
Berbeda dengan tahun lalu, Porsenides kali ini hanya diikuti kontingen dari Banjar Intaran, Banjar Puseh, Banjar Guliang, Banjar Pande dan Banjar Panglan. Sementara kontingen dari Banjar Pedapdapan absen,  lantaran terbentur kesibukan upacara adat di wilayah pakraman setempat.

Ada pun cabang olahraga  yang dipertandingkan di antaranya, bola voli umum putra, bola basket putra-puri tingkat SMP dan umum, sepak bola anak-anak, catur, tenis meja, serta bola kasti PKK. Sedangkan untuk cabang seni di antaranya, tari rejang, baris gede, membuat klakat, serta sengkui.

Perbekel Desa Pejeng Cokorda Agung Kusuma Yudha dalam sambutannya mengatakan, Porsenides ini merupakan ajang pembinaan prestasi sekaligus penyaluran bakat warga masyarakat, utamanya para generasi muda. Melalui ajang Porsenides ini pula diharapkan akan lahir nantinya atlet-atlet muda berprestasi, yang mampu membawa nama baik desa di tingkat kabupaten, provinsi bahkan hingga di tingkat nasional maupun internasional. “Saya yakin suatu saat nanti akan lahir atlet-atlet muda berbakat asal Pejeng yang berprestasi di tingkat Kabupaten hingga nasional,”ujarnya.

Dikatakan, saat ini sudah ada empat orang atlet Pejeng yang dipercaya mewakili Kabupaten Gianyar di tingkat Propinsi Bali. Hal itu diharapkan akanmembuka jalan bagi atlet-atlet lainnya untuk terus berprestasi. Cokorda Agung mencontohkan, pesepakbola nasional U-19 asal Batubulan  I Putu Gede Juniantara yang mengharumkan nama Bali di kancah nasional hingga intersional. “Saya harapkan nanti akan muncul Putu Gede – Putu Gede lainnya dari ajang Porsenides Pejeng ini,” katanya.

Puseh Juara Umum
Setelah melalui perjuangan yang cukup berat dari berbagai cabang olah raga dan seni yang diperlombakan, akhirnya kontingen Banjar Puseh sukses mendulang medali terbanyak. Dengan perolehan prestasi ini pula, Banjar Puseh kembali dinobatkan sebagai juara umum Porsenides 2014 dan mendapat piala bergilir dari Perbekel Desa Pejeng. Prestasi ini merupakan kali keduanya di ajang yang sama, karena tahun sebelumnya Banjar Puseh juga mendapat gelar juara umum.


Perbekel Desa Pejeng Cokorda Agung pada penutupan Porsenides 2014 menyatakan puas dan bangga, lantaran event tahunan ini berjalan sukses dan lancar. “Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak utamanya para atlet, maupun seniman serta seluruh masyarakat yang selama Porsenides ini berlangsung sangat mensuport kegiatan ini,” ucapnya seraya berharap kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang bisa lebih bagus lagi. (dey)