Jumat, 31 Januari 2014

Malam Siwa Ratri Dipusatkan di Pura Pusering Jagat

Pejeng, Malam itu mulai sekitar pukul 19.30 wita, Rabu (29/1), suasana di sejumlah Pura di wilayah Desa Pakraman Jro Kuta Pejeng tampak lain dari biasanya. Pura yang biasanya dijaga para pakemit, malam itu justru dipadati pemedek untuk melakukan persembahyangan. Jumlah pemedek terus bertambah hingga dini hari menjelang.
Benar sekali, rupanya pada saat itu Umat Hindu sedang merayakan hari suci Siwa Ratri. Yakni, upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam perwujudannya sebagai Sang Hyang Siwa. Hari siwa ratri ini dirayakan pada purwaning, sehari sebelum rahina tilem kapitu, atau akhir panglong (panglong ping 14) sasih kapitu. Umat Hindu percaya malam siwa ratri ini merupakan malam yang paling gelap di antara malam-malam yang ada menjelang tilem.
Pada malam siwa ratri inilah Ida Sang Hyang Siwa beryoga. Karena itu lah umat Hindu merayakan siwa ratri ini sebagai upaya penyucian diri, mohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manefestasinya sebagai Ida Bethara Siwa agar kita sebagai umat diampuni dari segala dosa-dosa yang pernah diperbuat. Tak heran, jika dalam perkembangannya istilah puja siswa ratri ini di kalangan umat Hindu dimaknai sebagai malam renungan suci. Yakni, dengan melaksanakan kegiatan brata berupa upawasa, monabrata dan jagra (begadang semalam suntuk).
Pelaksanaan puja siwa ratri tahun ini di wilayah Jro Kuta Pejeng dipusatkan di Pura Pusering Jagat. Setelah melakukan persembahyangan bersama sekita pukul. 19.00 wita, sejumlah pemedek melanjutkan persembahyangan di sejumlah Pura yang ada, seperti Pura Dalem Tengaling, Pura Manikcorong, Pura Penataran Sasih, Pura Puseh lan Desa, Pura Tamn Sari, hingga Pura Kebo Edan. Sementara itu, sejumlah anggota sekeha pesantian khusyuk membacakan sloka-sloka yang mengisahkan seputar petualangan Sang Lubdaka.
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan untuk melaksanakan puja siwa ratri, umat pun mepamit, pulang ke rumah masing-masing sekitar pukul 06.00 wita. (dey)