Kamis, 31 Oktober 2013

Ketika Barong Bangkal Ngelawang Keliling Desa

Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan momen yang selalu ditunggu-tunggu anak-anak di Bali. Tak terkecuali anak-anak di Desa Pejeng. Bagi sebagian besar anak-anak, hari raya ini bukan hanya momen untuk “ngebah” baju baru, tapi juga untuk menonton atraksi barong bangkal ngelawang. Bahkan tak jarang di antara anak-anak itu terlibat langsung dalam sekeha barong tersebut. Sementara anak-anak lainnya rela merogoh kocek Rp 1000 – Rp 2000 untuk ngupah barong.

“…pung, pung, pung, …pung, pung, pung,….” sayup-sayup terdengar suara kempur di kejauhan. Mendengar suara itu, anak-anak berlarian keluar rumah lengkap dengan duit di tangannya. Mereka tahu, kalau sebentar lagi ada barong bangkal  ngelawang. Begitu sekeha barong mendekat, di antara anak-anak itu mengacungkan tangannya lanjut menyerahkan uang recehan Rp 2000 kepada salah seorang anggota sekeha barong. Tyang ngupah aji duang tali …,” ucap bocah itu kepada salah seorang anggota sekeha barong seraya menyerahkan uang  Rp 2000.

Begitu diberi komando, sekeha gong baong itu pun menabuh gamelannya dengan penuh semangat. “…Pung, pung, pung… nang-nong, nang,  pung, pung, pung,… pung, pung, pung,….”. Terdengar suara  kendang, kempur, cengceng, klenang, klenong bersahutan seakan menciptakan harmoni yang penuh semangat. Dan, barong pun tampak menari-nari, melenggak-lenggokan badannya mengikuti irama tetabuhan.

Saat terdengar teriakan cyiiiiiiiittt…. cyiiiiit…cyiiittt… tah.! dari anak-anak,  barong bangkal pun seakan tertantang, berjingkrak-jingkrak, berlari mengejar anak-anak yang sedari tadi berteriak cyiiiittt…,cyiiittt.... tah. Seiring dengan itu, suara tetabuhan juga makin keras dan galak.

Sekitar kurang lebih 5 menit beraksi mengejar anak-anak yang berlarian, tak satu pun di antara mereka itu yang tertangkap. Barong pun kembali ke tempat semula, menghentikan aksinya kemudian melanjutkan ngelawang ke tempat lainnya.

Menurut sejumlah anak-anak, nonton barong bangkal memang mengasyikkan. “Wah, pokoknya asyik dan seru…’’ ujar Dewa Ariguna dan Dewa Surya di sela-sela nonton barong bangkal ngelawang di Desa Pejeng, Kamis (24/10) lalu. Menurut Ariguna, setiap Galungan dan Kuningan, dirinya bersama teman-temannya selalu menonton barong bangkal. Bahkan sesekali dia bersama temannya ikut berteriak ‘’….cyiiiitttt…” agar dikejar barong. “Wah… seru sekali,” ujarnya.


Sementara itu, para tetua mengakui, tradisi barong ngelawang memang rutin digelar setiap Hari Raya Galungan dan Kuningan. Sejak zaman dulu sudah ada tradisi ngelawang ini. Memang pada beberapa tahun lalu tradisi ngelawang ini sempat vakum, namun kini bangkit kembali. Sejumlah warga percaya, dengan ngupah barong ternak babinya kelak bisa tumbuh sehat. (dey)

Meriahnya Galungan di Pejeng

SUASANA Hari Raya Galungan di Desa Pejeng, Rabu (23/10) lalu tak jauh beda dengan desa-desa lainnya di Bali. Penjor beraneka hiasan tampak berdiri megah di depan rumah-rumah warga. Ribuan umat se-Desa Pakraman Jro Kuta Pejeng tampak melakukan persembahyangan sejak pagi hari. Dimulai dari Merajan, Pura Dadya, Pura Kawitan hingga ke sejumlah Pura yang ada di wilayah desa pakraman Jro Kuta Pejeng. 

Seperti yang terlihat di Pura Kebo Edan, Pura Atman Surat, Pura Pusering Jagat, Pura Penataran Sasih, Pura Puseh/Desa dan Bale Agung, Pura Taman Sari, Pura Manikcorong, Pura Melanting, hingga Pura Dalem dan Prajapati, pemedek silih berganti melakukan persembahyangan. Hari Raya Galungan ini dijadikan momen untuk memohon keselamatan, kerahayuan keluarga serta kedamaian jagat, sebagaimana halnya makna kemenangan dharma atas adharma.

Yang menarik, di sela-sela ramainya umat yang pedek tangkil, tampak beberapa pemedek yang selama ini tinggal di luar Desa Pakraman Pejeng. Ada yang tinggal di Denpasar, Singaraja, atau bahkan ada di luar Pulau Bali. Mereka sengaja datang ke kampung halamannya saat libur panjang ini untuk bertemu sanak keluarga serta teman-teman seperjuangan semasa kecil dulu. Hari raya ini seakan jadi ajang ngumpul bersama keluarga, sekaligus bernostalgia. Dan yang terpenting, bisa sembahyang di Pura-Pura yang ada di Desa Pejeng.

Usai sembahyang, sejumlah warga ada yang piknik ke obyek-obyek wisata terdekat. Ada pula yang ngumpul bareng keluarga besar di rumah, sambil menyantap tum bungkil, tum biyu batu, atau lawar serta kudapan tape ketan manis plus jaja uli. Suasana makin berkesan saat ada barong bangkal ngelawang, lalu mengejar anak-anak yang meneriakkan kata ‘’…cyiiitttt… tah!’’ berulang-ulang diiringi gambelan yang penuh semangat. Sungguh, ini Galungan yang berkesan…! (dey)

Minggu, 20 Oktober 2013

SMPN 3 Tampaksiring Duta Kabupaten Gianyar

* Lomba UKS Tingkat Propinsi Bali

  Tim Propinsi Bali disambut Kasek SMPN 3 Tampaksiring A.A Suryatmaja 
bersama seluruh siswa di depan sekolah setempat, Sabtu (19/10)
PEJENG – Sejak beberapa bulan terakhir, suasana di SMPN 3 Tampaksiring, tampak berbeda dari biasanya. Para guru dan seluruh siswa tampak sibuk mempersiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan masalah kesehatan. 

Di sela-sela kegiatan belajar mengajar, para siswanya juga digembleng agar melaksanakan pola hidup bersih dan sehat baik di rumah, di sekolah mapun di lingkungan masyarakat. 

Selain itu, kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitar sekolah juga terus dipantau, dijaga dan ditingkatkan. Semua itu dilaksanakan serangkaian persiapan lomba UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) tingkat Propinsi Bali. Yang mana, SMP N 3 Tampaksiring ditunjuk sebagai duta Kabupaten Gianyar.

Penilaian UKS SMPN 3 Tampaksiring ini dilakukan langsung Tim Propinsi Bali di Wantilan Pura Dalem Tengaling Desa Pejeng, Tampaksiring, Sabtu (19/10). Tim Propinsi Bali yang diketuai Drs. I Gde Made Sukarawan disambut seluruh dewan guru serta siswa-siswi SMPN 3 Tampaksiring.

Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 3 Tampaksiring Drs. Anak Agung Gede Suryatmaja MSi dalam laporannya mengatakan,  begitu dipercaya sebagai duta Kabupaten Gianyar dalam ajang Lomba UKS Tingkat Propinsi Bali, pihaknya bersama seluruh siswa telah mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari sebelumnya. Menurutnya,  bukan juara yang menjadi sasaran utama, melainkan bagaimana upaya warga sekolah memaknai  pentingnya kesehatan sekolah dan lingkungannya.  

Dikatakan, Lomba ini juga menjadi ajang evaluasi sekolah dalam upaya pelaksanaan program kerja sekolah menyangkut Trias UKS  yang berkesinambungan menuju Bali Clean and Green, sehingga dalam gerakan  selanjutnya dapat diciptakan kualitas anak didik yang sehat dan cerdas mampu sebagai pioner  penggerak kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan masyarakatnya.  

”Usaha Kesehatan Sekolah  sangat  strategis meningkatakan mutu prilaku hidup bersih dan sehat untuk derajat kesehatan  lingkungan yang oftimal demi manusia Indonesia seutuhnya  khususnya warga SMPN3 Tampaksiring dan sekitarnya,” ungkap Agung Suryatmaja.


Sementara itu Ketua Tim Penilai Lomba  UKS SMP Tingkat Propinsi Bali, Drs. I Gde Made Sukarawan mengatakan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki peran dalam mengukur  derajat kesehatan warga sekolah, dan masyarakat sekitarnya.  UKS juga menjadi media pendukung dalam  mencetak  anak didik yang  sehat cerdas dan memahami  budaya bersih, hidup sehat. Dengan diperkenalkannya budaya hidup sehat dan bersih sejak dini, dapat menjadi budaya serta bisa disosialisasikan kepada masyarakat.

Lebih jauh, Sukarawan mengatakan salut dan mengapresiasi tinggi terhadap  seluruh komponen UKS Kabupaten Gianyar, yang  mampu melaksanakan kegiatan UKS dengan baik. Dalam penataan lingkungan sekolah maupun data empirik  dokumentasi yang dimiliki menunjukan telah dipersiapkan dengan baik, sehingga tidak ada kesan instan dan dadakan.
”Telajakan taman sekolah dan piranti  lainnya telah dipersiapakan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga kesan sejuk bersih sehat dan damai, sesuai dengan harapan tim penilai,” terang Sukarawan.

Bupati Gianyar yang diwakili Kadisdikpora Gianyar Dewa Gde Alit Mudiarta dalam sambutannya mengajak seluruh komponen warga sekolah SMPN 3 Tampaksiring  serius mengikuti lomba UKS ini.  Karena melalui kegiatan lomba UKS ini akan banyak mendapat pengetahuan  dalam upaya melanjutkan program kerja sekolah berkaitan  dengan Trias UKS.  

Ditegaskan pula program UKS diharapkan lebih mengarah dan bersentuhan langsung kepada warga sekolah sebagai subyek dan obyek yang nantinya kontribusi itu  sangat tinggi manfaatnya  bagi kader UKS, dokter kecil, dan Kader Kesehatan Remaja yang ada di seluruh sekolah dan lingkungan masyarakat di Kabupaten Gianyar. (dey, hms)