Selasa, 31 Maret 2015

Pecalang Tindak Tegas Pelanggar Nyepi


PEJENG, Nyepi sipeng. Bagi warga yang ketahuan kelaur rumah akan dikenakan sanksi. Pengumummaman tersebut berulangkali disampaikan prajuru desa saat piodalan di Pura Penataran Sasih Pejeng. Seluruh krama Jero Kuta Pejeng tampaknya mengindahkan pengumuman tersebut. Buktinya, saat Nyepi, suasana Desa Pejeng benar-benar hening, sunyi dan sepi (sipeng).
Kondisi sipeng ini rupanya dirasakan para pecalang desa pakraman jro Kuta Pejeng. Mereka tidak perlu kucing-kucingan dengan warga, khususnya anak-anak yang mencoba bermain di luar rumah. “jika dibandingkan Nyepi tahun-tahun sebelumnya, perayaan Nyepi kali ini jauh lebih tertib dan sipeng,” ujar Kelian Pecalang A.A Gede Putera dalam sebuah kesempatan.
Namun demikian, diakui masih ditemukan sejumlah pelanggaran di beberapa lokasi di lingkungan Jero Kuta Pejeng. Seperti yang terjadi di Banjar Pande, pecalang menemukan sejumlah anak yang mengarak ogoh-ogoh saat Nyepi. Melihat hal itu, tentu saja pecalang terpaksa bertindak tegas, demi menegakkan aturan yang ada.
Bersama orangtuanya, anak-anak tersebut telah dipanggil dan “disidang” di kantor desa beberapa hari setelah hari raya Nyepi. Tidak cukup sampai disitu, mereka juga dikenakan sanksi ngayah gotong-royong merabas alang-alang di areal Pura Pusering Jagat. Sanksi tersebut telah mereka jalani di bawah pengawasan langsung pecalang. Anak-anak itu pun tampak manut, menuruti apa perintah dari pecalang.

Sanksi seperti itu hendaknya dijadikan pelajaran bagi warga Pejeng pada umumnya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Jangan nodai hari suci “nyepi” ini. Kalau bukan kita (sebagai umat Hindu) yang menghormati hari suci ini, lalu siapa lagi? (dey)