Sabtu, 31 Januari 2015

Khusyuk, Perayaan Siwaratri di Pejeng

PEJENG, Sehari sebelum Tilem sasih Kapitu umat hindu memperingati Hari Siwaratri. Tak terkecuali warga masyarakat Pejeng, merayakan malam renungan suci itu dengan maturan ke sejumlah pura yang ada di wilayah Desa Pakraman Jro Kuta Pejeng. 

Mulai oukul 19.00 wita, ratusan umat hindu di Pejeng sudah pedek tangkil di Pura Penataran Sasih. Di Pura inilah dipusatkan perayaan hari Siwaratri, pada Senin 19 Januari 2015. Setelah dilakukan persembahyangan bersama yang dipimpin langsung Pemangku Pura Penataran Sasih dilanjutkan dengan dharma wacana serta makekawin yang mengisahkan Sang Lubdaka seorang pemburu binatang, yang terbebas dari dosa karena bergadang semalam suntuk saat malam Siwaratri.

Setelah melakukan persembahyangan di Pura Penataran Sasih, sejumlah warga melanjutkan sembahyang di Pura Dalem, Pura Puseh/Desa, Pura Manik Corong,  Pura Kebo Edan hingga Pura Pusering Jagat.
Suasana jalan raya Pejeng pada malam itu pun ramai oleh lalu lalang umat yang hendak sembahyang. Cuaca ayang cukup bersahabat pada malam itu membuat perayaan Siwartri berlangsung khusyuk.

Mengutip penjelasan Ida pedanda Gunung, bahwa dalam Siwarati umat manusia berusaha menyadarkan diri, sehingga terhindar dari papa (kegelapan pikiran dan jiwa) seperti yang tertuang dalam puja tri sandya "Om papo'ham papakarmaham papatma papasambhavah" yang pada akhirnya akan menghindarkan manusia dari segala perbuatan dosa.

Dijelaskan pula, dalam diri manuasia bersemayam Tuhan beserta sifat-sifat ketuhanan, namun seiring perjalanan hidup, kegelapan dan ilusi duniawi membuat manusia semakin lupa akan asal dan jati diri. Jika di urut dari asal katanya, Siwa itu dapat diartikan sebagai terang dan Ratri itu dapat diarikan gelap. Jadi Siwaratri dapat diartikan bahwa yang terang telah menjadi gelap dan yang gelap menjadi terang kembali. Nah, melalui perayaan Siwaratri diharapkan manusia sadar akan dirinya dan tidak mengulangi perbuatan dosa. (dey)