Kamis, 31 Juli 2014

Jalan Santai Dulu, Kemudian Pesta Bubur

PEJENG – Ada yang menarik dalam Porsenides Pejeng 2014 tahun ini. Selain dilombakan berbagai cabang olah raga dan seni, juga dilangsungkan kegiatan jalan santai, Minggu (29/6). Kegiatan yang diikuti ribuan warga Pejeng ini menempuh rute kurang lebih 8 km ini mengambil start di Lapangan Umum Sapta Dharma Pejeng. 

Seluruh peserta kemudian bersama-sama berangkat menuju Br. Pande ke timur, Br. Intaran ke selatan menuju jaba Samuan Tiga, Bedulu. Selanjutnya menuju Br. Taman Bedulu, terus ke timur menuju Petemon Desa Pejeng Kelod sampai di Desa Kelusu ke barat menuju Br. Panglan dan kembali ke Lapangan Desa Pejeng.

Bukan hanya kalangan dewasa, peserta anak-anak hingga balita pun turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Para peserta tampak antusian mengikuti kegiatan ini, karena selain untuk olahraga juga untuk merekatkan tali kekerabatan dan persahabatan antar warga. Pasalnya, banyak di antara peserta ini jauh-jauh datang dari kota hanya untuk bisa berkumpul bersama warga lainnya di kampong halaman.

Setelah menumpuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya peserta tiba di finish, di lapangan Sapta Dharma Pejeng. Yang menarik, begitu tiba di garis finish,  para peserta langsung diarahkan menuju lapangan untuk menikmati kuliner khas pejeng, bubuh.
Di dalam lapangan ada 11 pedagang bubur yang siap melayani warga peserta jalan santai. Hebatnya, warga bisa bebas memilih pedagang bubur. Bebas menikmati bubur yang  disajikan secara gratis. Maka tak heran, begitu tiba di lapangan, seluruh pedagang bubur diserbu warga, semuanya lais maseluk.

Dengan berpakaian adat Bali, para pedagang ini dengan penuh kesabaran melayani setiap pengunjung yang ingin mencicipi satu porsi Bubur Bali. Tak sampai satu jam, hidangan bubur khas Pejeng ini sudah ludes diserbu pengunjung.    

Ide kreatif yang datang dari Perbekel Desa Pejeng Cokorda Agung Kusuma Yudha ini diharapkan mampu memperkenalkan kuliner khas Pejeng serta mengangkat kesejahteraan hidup para pelaku usaha kecil ini.  “Kami ingin dengan festival ini mencoba untuk memperkenalkan kuliner khas Pejeng," ujarnya.

Cok Agung menambahkan, untuk kegiatan festival ini, sebanyak 11 pedagang bubur se Desa Pejeng diberikan dana masing-masing Rp 500 ribu dengan menyediakan masing-masing sebanyak 100 porsi bubur. “Kami memberikan dana cuma-Cuma, masing-masing Rp 500 ribu dan seluruh masyarakat bisa menikmati bubur secara gratis,” imbuhnya.

Selain untuk mempromosikan kuliner khas Pejeng, kegiatan festival tersebut juga sebagai ajang pengenalan kepada masyarakat, khususnya para generasi muda untuk mencintai kuliner tradisional yang ada di Pejeng.

Ke depannya, Desa Pejeng berencana membuat sebuah pusat kuliner bubur khas Pejeng dalan satu lokasi. Dengan demikian, warga yang ingin menikmati bubur khas Pejeng bisa langsung menuju lokasi tersebut. “Areal untuk pusat kuliner bubur itu sudah ada. Jika semuanya sudah terpusat, kami harapkan bisa mematok harga yang layak dan kehidupan pedagang bubur pun bisa terangkat,” harapnya. 

Salah seorang pedagang bubur, Anak Agung Oka Bayu mengaku senang dengan kegiatan festival bubur ini. “Mudah-mudahan tahun depan bisa digelar lagi,” ujarnya. Hal senada disampaikan pedagang bubur lainnya. “Lumayan untuk promosi. Jika ada warga yang sebelumnya tidak tahu tentang bubur kami, sekarang bisa mengenalnya langsung. Jika  warga nantinya ingin beli bubur, bisa langsung membeli bubur kami di dalam Pasar Pejeng,” ujar pedagang lainnya. (dey)


Tidak ada komentar: