PEJENG – Ada yang
menarik dalam Porsenides Pejeng 2014 tahun ini. Selain dilombakan berbagai
cabang olah raga dan seni, juga dilangsungkan kegiatan jalan santai, Minggu
(29/6). Kegiatan yang diikuti ribuan warga Pejeng ini menempuh rute kurang
lebih 8 km ini mengambil start di Lapangan Umum Sapta Dharma Pejeng.
Seluruh
peserta kemudian bersama-sama berangkat menuju Br. Pande ke timur, Br. Intaran
ke selatan menuju jaba Samuan Tiga, Bedulu. Selanjutnya menuju Br. Taman
Bedulu, terus ke timur menuju Petemon Desa Pejeng Kelod sampai di Desa Kelusu
ke barat menuju Br. Panglan dan kembali ke Lapangan Desa Pejeng.
Bukan hanya kalangan
dewasa, peserta anak-anak hingga balita pun turut ambil bagian dalam kegiatan
ini. Para peserta tampak antusian mengikuti kegiatan ini, karena selain untuk
olahraga juga untuk merekatkan tali kekerabatan dan persahabatan antar warga.
Pasalnya, banyak di antara peserta ini jauh-jauh datang dari kota hanya untuk
bisa berkumpul bersama warga lainnya di kampong halaman.
Setelah menumpuh
perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya peserta tiba di finish, di lapangan Sapta
Dharma Pejeng. Yang menarik, begitu tiba di garis finish, para peserta langsung diarahkan menuju
lapangan untuk menikmati kuliner khas pejeng, bubuh.
Di dalam lapangan ada 11
pedagang bubur yang siap melayani warga peserta jalan santai. Hebatnya, warga
bisa bebas memilih pedagang bubur. Bebas menikmati bubur yang disajikan secara gratis. Maka tak heran,
begitu tiba di lapangan, seluruh pedagang bubur diserbu warga, semuanya lais maseluk.
Dengan berpakaian adat
Bali, para pedagang ini dengan penuh kesabaran melayani setiap pengunjung yang
ingin mencicipi satu porsi Bubur Bali. Tak sampai satu jam, hidangan bubur khas
Pejeng ini sudah ludes diserbu pengunjung.
Ide kreatif yang datang
dari Perbekel Desa Pejeng Cokorda Agung Kusuma Yudha ini diharapkan mampu
memperkenalkan kuliner khas Pejeng serta mengangkat kesejahteraan hidup para
pelaku usaha kecil ini. “Kami ingin dengan festival ini mencoba untuk
memperkenalkan kuliner khas Pejeng," ujarnya.
Cok Agung menambahkan,
untuk kegiatan festival ini, sebanyak 11 pedagang bubur se Desa Pejeng
diberikan dana masing-masing Rp 500 ribu dengan menyediakan masing-masing
sebanyak 100 porsi bubur. “Kami memberikan dana cuma-Cuma, masing-masing Rp 500
ribu dan seluruh masyarakat bisa menikmati bubur secara gratis,” imbuhnya.
Selain untuk
mempromosikan kuliner khas Pejeng, kegiatan festival tersebut juga sebagai
ajang pengenalan kepada masyarakat, khususnya para generasi muda untuk
mencintai kuliner tradisional yang ada di Pejeng.
Ke depannya, Desa Pejeng
berencana membuat sebuah pusat kuliner bubur khas Pejeng dalan satu lokasi.
Dengan demikian, warga yang ingin menikmati bubur khas Pejeng bisa langsung
menuju lokasi tersebut. “Areal untuk pusat kuliner bubur itu sudah ada. Jika
semuanya sudah terpusat, kami harapkan bisa mematok harga yang layak dan
kehidupan pedagang bubur pun bisa terangkat,” harapnya.
Salah seorang pedagang
bubur, Anak Agung Oka Bayu mengaku senang dengan kegiatan festival bubur ini. “Mudah-mudahan
tahun depan bisa digelar lagi,” ujarnya. Hal senada disampaikan pedagang bubur lainnya.
“Lumayan untuk promosi. Jika ada warga yang sebelumnya tidak tahu tentang bubur
kami, sekarang bisa mengenalnya langsung. Jika warga nantinya ingin beli bubur, bisa langsung
membeli bubur kami di dalam Pasar Pejeng,” ujar pedagang lainnya. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar