Ida Bethara Pedharman Sri Aji Kresna Kepakisan Melasti ke Segara
Klotok
Ribuan umat ngiring Ida Betahara Pura Pedharman Sri Aji Kresna Kepakisan melasti ke Segara Watuklotok, Klungkung, Rabu (17/7). |
KLUNGKUNG, Iring-iringan Ida Bethara Pura Pedharman Sri Aji
Kresna Kepakisan dari kawasan Besakih, Karangasem menuju Segara Watuklotok,
Klungkung, serangkaian upacara melasti, dilangsungkan Rabu (17/7). Upacara melasti ini dilaksanakan serangakaian Karya
Agung di Pura Pedharman setempat yang puncaknya jatuh pada Sabtu (20/7),
bertepatan denagn rahina Tumpek Wayang.
Tampak ribuan umat warih Ida Dalem penuh semangat “mamundut”
berbagai pretima Ida Bethara sasuhunan, secara bergantian. Saking banyaknya
umat yang turut dalam iring-iringan melasti ini membuat arus lalu lintas yang
dilalui dari Kawasan Besakih, hingga Klungkung sempat macet beberapa saat.
Sementara di pinggir-pinggir jalan yang dilalui iring-iringan
Ida Bethara tersedia minuman mineral, serta buah-buahan segar semacam semangka
dan lainnya, untuk menghapus rasa dahaga
selama dalam perjalanan. Semua itu dihaturkan krama secara tulus dan ikhlas,
demi sukses dan lancarnya prosesi melasti Ida Bethara.
Sebelum menuju ke Segara Watu Klotok, Ida Bethara katuran yadnya
di Pura Dalem Sagening, Klungkung, sekaligus untuk mesanekan (istirahat
sementara). Setelah katuran upacara, perjalanan dilanjutkan menuju Segara Watu
Klotok.
Setibanya di Desa Tojan, Semeton Satrya I Dewa Kandel Pejeng
mendapat giliran “mamundut” (mengusung) Ida Betara hingga di Segara Watuklotok. Walau
di bawah terik matahari yang menyengat, namun tidak melunturkan semangat seluruh
warih Ida Dalem untuk melanjutkan perjalanan. Di antaranya tampak anak-anak
balita bersama ibunya, tampak pula lelaki tua turut berdesak-desakan di dalam
iring-iringan tersebut. Sementara Ida Bethara sudah memasuki Jl. By Pas IB
Mantra, namun para pengiring masih tampak jauh, sekitar 1,5 km di belakang.
“Sedikit pun “tiyang” tidak lelah, cuma haus sedikit. Syukur
di pinggir-pinggir jalan disediakan minuman dan semangka,” ujar salah seorang lelaki tua asal Petang. Hal
senada dikatakan Dewa Nyoman Alit, asal Pejeng. “Ini merupakan pengalaman
pertama tyang ngiring Ida Bethara melasti. Ini sungguh mengesankan,” ucapnya.
Sementara itu, sejumlah warih Satriya I Dewa Kandel Pejeng yang sempat “mamundut” Ida Bethara mengaku
puas dan bangga, bisa “ngayah”. Menurut mereka, “mamundut” Ida Bethara
merupakan kesempatan langka. “ Saya benar-benar puas dan bangga dapat mengemban
tugas ngayah “memandut” Ida Bethara hingga di Segara Watuklotok,” ujar Dewa
Gede Winana, asal Pejeng.
Sesampainya di Segara Watuklotok, Ida bethara katuran
upacara dan seluruh umat tampak tertib mengikuti tahapan upacara hingga selesai
sekitar pukul 18.00 wita. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar