Sabtu, 03 Agustus 2013

Ida Bethara Pedharman Sri Aji Kresna Kepakisan Melasti ke Segara Klotok

Ribuan umat ngiring Ida Betahara Pura Pedharman Sri Aji Kresna Kepakisan
melasti ke Segara Watuklotok, Klungkung, Rabu (17/7).
KLUNGKUNG, Iring-iringan Ida Bethara Pura Pedharman Sri Aji Kresna Kepakisan dari kawasan Besakih, Karangasem menuju Segara Watuklotok, Klungkung, serangkaian upacara melasti, dilangsungkan Rabu (17/7).  Upacara melasti ini dilaksanakan serangakaian Karya Agung di Pura Pedharman setempat yang puncaknya jatuh pada Sabtu (20/7), bertepatan denagn rahina Tumpek Wayang.
Tampak ribuan umat warih Ida Dalem penuh semangat “mamundut” berbagai pretima Ida Bethara sasuhunan, secara bergantian. Saking banyaknya umat yang turut dalam iring-iringan melasti ini membuat arus lalu lintas yang dilalui dari Kawasan Besakih, hingga Klungkung sempat macet beberapa saat.
Sementara di pinggir-pinggir jalan yang dilalui iring-iringan Ida Bethara tersedia minuman mineral, serta buah-buahan segar semacam semangka dan lainnya,  untuk menghapus rasa dahaga selama dalam perjalanan. Semua itu dihaturkan krama secara tulus dan ikhlas, demi sukses dan lancarnya prosesi melasti Ida Bethara.
Sebelum menuju ke Segara Watu Klotok, Ida Bethara katuran yadnya di Pura Dalem Sagening, Klungkung, sekaligus untuk mesanekan (istirahat sementara). Setelah katuran upacara, perjalanan dilanjutkan menuju Segara Watu Klotok.
Setibanya di Desa Tojan, Semeton Satrya I Dewa Kandel Pejeng mendapat giliran “mamundut” (mengusung)  Ida Betara hingga di Segara Watuklotok. Walau di bawah terik matahari yang menyengat, namun tidak melunturkan semangat seluruh warih Ida Dalem untuk melanjutkan perjalanan. Di antaranya tampak anak-anak balita bersama ibunya, tampak pula lelaki tua turut berdesak-desakan di dalam iring-iringan tersebut. Sementara Ida Bethara sudah memasuki Jl. By Pas IB Mantra, namun para pengiring masih tampak jauh, sekitar 1,5 km di belakang.
“Sedikit pun “tiyang” tidak lelah, cuma haus sedikit. Syukur di pinggir-pinggir jalan disediakan minuman dan semangka,” ujar  salah seorang lelaki tua asal Petang. Hal senada dikatakan Dewa Nyoman Alit, asal Pejeng. “Ini merupakan pengalaman pertama tyang ngiring Ida Bethara melasti. Ini  sungguh mengesankan,” ucapnya.
Sementara itu, sejumlah warih Satriya I Dewa Kandel Pejeng  yang sempat “mamundut” Ida Bethara mengaku puas dan bangga, bisa “ngayah”. Menurut mereka, “mamundut” Ida Bethara merupakan kesempatan langka. “ Saya benar-benar puas dan bangga dapat mengemban tugas ngayah “memandut” Ida Bethara hingga di Segara Watuklotok,” ujar Dewa Gede Winana, asal Pejeng.
Sesampainya di Segara Watuklotok, Ida bethara katuran upacara dan seluruh umat tampak tertib mengikuti tahapan upacara hingga selesai sekitar pukul 18.00 wita. (dey)



Tidak ada komentar: