Jumat, 15 Maret 2013

Puluhan Ogoh-Ogoh Semarakkan Malam Pengrupukan


Salah satu ogoh-ogoh meramaikan malam pengrupukan 
Gianyar, Puluhan ogoh-ogoh menyemarakkan malam pangerupukan Nyepi,  di Desa Pakraman Jero Kuta Pejeng, bertepatan dengan rahina Tilem Kesanga, Senin (11/3). Ogoh-ogoh dalam berbagai rupa dan ukuran itu diarak dengan penuh semangat oleh anak-anak hingga para pemuda (sekeha teruna-teruni) dari empat banjar yang ada.

Sebelumnya ogoh-ogoh tersebut “diplaspas” di masing-masing balai banjar, kemudian secara bergiliran di arak menuju jaba Pura Penataran Sasih, tempat berlangsungnya acara. Parade ogoh-ogoh ini dipusatkan di jaba Pura Penataran Sasih Pejeng, dibuka langsung Bendesa Alit Desa Pakraman Jero Kuta Pejeng, Cokorda Rai Pemayun.

Dalam sambutannya, Cok Rai Pemayun memberi apresiasi positif atas terselenggaranya parade ogoh-ogoh ini. Menurutnya, berbagai ogoh-ogoh yang ditampilkan dalam parade ini merupakan wujud kreatifitas anak-anak muda pejeng di dalam melestarikan seni dan budaya. “Ini merupakan ajang penyaluran bakat seni dan kreatifitas anak-anak muda  dalam upaya pelestarian budaya daerah,” ucapnya.  Cok Rai juga menekankan kepada seluruh pemuda maupun masyarakat se-Jero Kuta Pejeng bersama-sama menjaga situasi keamanan desa agar tetap kondusif, terlebih pada saat Hari Raya Nyepi. 

Setelah dibuka secara resmi oleh Bendesa Alit Cok Rai Pemayun, parade ogoh-ogoh pun dimulai.  Tampak ribuan penonton memadati areal tempat berlangsungnya acara, persis di depan alun-alun desa Pejeng. Tampil sebagai pembuka adalah STT Yowana Wira Laksana, Banjar Pande. Tepuk tangan penonton pun menggema, begitu terdengar suara gong baleganjur dari sekeha gong  remaja Banjar Pande ini. Selama kurang lebih 20 menit mereka menampilkan berbagai atraksi yang dikemas dalam fragmen tari .
Sebagai peserta berikutnya adalah STT Budi Muditha, Banjar Guliang Pejeng. Seakan tak mau kalah dengan atraksi ogoh-ogoh sebelumnya, sekeha teruna ini pun menampilkan fragmentari yang tak kalah menariknya. Sorak tawa penonton sempat mewarnai saat melihat tingkah polah anak-anak yang turut semangat mengarak ogoh-ogoh.

Yang tak kalah menariknya adalah penampilan ogoh-ogoh dari STT Yowana Kertha Yoga, Banjar Puseh. Sekeha teruna teruni ini menampilkan ogoh-ogoh berupa babi raksasa (bangkal). Tak hanya itu, juga ditampilkan sosok barong serta barong bangkal untuk melengkapi kisah cerita dalam fragmentari yang dipentaskan.

Sementara STT Yowana Dipa Daksina menadapat giliran terakhir, sekaligus sebagai penutup parade ogoh-ogoh. Dalam parade ini, STT Yowana Dipa Daksina juga menampilkan fragmentari disertai para penari remaja putri yang lemah gemulai, sehingga mampu menyedot perhatian penonton.  Sejumlah ogoh-ogoh yang tampil pada kesempatan itu juga menarik perhatian warga masyarakat yang memadati jaba Pura Penataran Sasih. Salah satunya adalah ogoh-ogoh berupa sosok celuluk atau raksasa gundul, tampil mengendarai sepeda antik. Dengan gerak serta goyangan yang kompak dari para pengusungnya, seolah-olah ogoh-ogoh ini tampak hidup, meluncur dengan sepeda pancal tua.

Syukurlah, secara keseluruhan parade ogoh-ogoh tahun 2013 ini terbilang berjalan lancar dan sukses. Tidak ada gesekan atau bahkan bentrok fisik, sebagaimana yang sempat terjadi pada tahun 2012 silam. Yang membuat pelaksanaan parade ini lancar juga tak lepas dari ketegasan pemerintah, termasuk pemerintah desa yang melarang penggunaan mercon atau pun meriam bambU saat pengarakan ogoh-ogoh.  Di samping itu, juga karena ketatnya peredaran miras khususnya arak di kalangan masyarakat akhir-akhir ini.

Namun di balik suksesnya penyelenggaraan parade ogoh-ogoh ini, ada hal yang perlu menjadi catatan, yakni molornya penyelenggaraan parade dari jadwal semula pukul 17.00, menjadi pukul 19.00 wita, sehingga selesainya terlalu malam. Semoga parade ogoh-ogoh di tahun-tahun mendatang bisa lebih sukses lagi. Selamat Hari Raya Nyepi Caka Warsa 1935! (dey)

Tidak ada komentar: