Kamis, 28 Februari 2013

Siyat Sampian di Pura Penataran Sasih Pejeng


Prosesi masiyat sampian di Pura Penataran Sasih Pejeng 

ADA tradisi unik dan menarik saat berlangsungnya prosesi “ngamudalan” Ida Bethara manca-manca di Pura Penataran Sasih Pejeng, Rabu (27/2) siang. Sebelum prosesi nedunang Ida bethara, dilangsungkan ritual mabente-bentean, maombak-ombakan serta masiyat  sampian. 

Ritual ini dilakukan pengayah Jero Sutri serta juru sirat yang selama Ida Bethara nyejer sibuk ngayah di pura setempat.

Sebelum dilaksanakan siyat sampian, para jero sutri dan juru sirat mengawali dengan ‘nampyog’ dimana para sutri dan juru sirat menari mengelilingi areal Pura Penataran Sasih. Selanjutnya, diikuti dengan prosesi mabente-bentean (saling tarik). Saat prosesi ini berlangsung para pengayah (Jero Sutri dan Juru Sirat) saling berpegangan tangan, lalu saling tarik satu sama lain. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan maju mundur sedemikian rupa, sehingga menyerupai gerakan ombak dengan iringan tetabuhan gamelan.

Prosesi ini tentu saja menarik perhatian seluruh pemedek yang memadati areal Pura Penataran Sasih. Tampak pula puluhan turis asyik mengabadikan prosesi uniki ini menggunakan kameranya maupun handy cam nya.
Seluruh prosesi ini dilaksanakan dengan mengelilingi areal Pura Penataran Sasih sebanyak tiga kali mengikuti arah mapurwa daksina. Setelah prosesi itu, para sutri dan juru sirat istirahat sejenak.  

Selanjutnya, para juru sirat dan sutri berteriak hysteria dan langsung sembahyang di hadapan pengaruman Pura serta pelinggih Ratu Sanghyang. Setelah usai sembahyang dan diperciki tirtha, seluruh peserta tampak seperti orang kerasukan. Mereka pun langsung mengambil sampyan yang sebelumnya telah disediakan di halaman pura.  Sampian tersebut sebelumnya diambil oleh prajuru dari ratusan dansil yang ada di areal pura.

Selanjutnya, para sutri tampak saling serang menggunakan sampian dengan sejumlah sutra lainnya. Begitu pula ketika hal serupa dilakuan para juru sirat. Herannya, tak satupun dari mereka yang merasakan kesakitan setelah melaksanakan tradisi itu. 

Sejumlah juru sirat mengaku puas bisa ngayah siyat sampyan. Sementara
Bendesa Agung Jero Kuta Pejeng, Cok Gde Putra Pemayun menegaskan, tradisi Siyat Sampian ini memang harus selalu dilaksanakan setiap piodalan di Pura Penataran Sasih setiap tahunnya. Tepatnya, sesaat sebelum prosesi Ida Bethara Manca-manca (dari luar desa pakraman Jero Kuta Pejeng)  budal. (dey)

Tidak ada komentar: