ADA tradisi unik dan menarik saat berlangsungnya prosesi
“ngamudalan” Ida Bethara manca-manca di Pura Penataran Sasih Pejeng, Rabu
(27/2) siang. Sebelum prosesi nedunang Ida bethara, dilangsungkan ritual
mabente-bentean, maombak-ombakan serta masiyat sampian.
Ritual ini dilakukan pengayah Jero
Sutri serta juru sirat yang selama Ida Bethara nyejer sibuk ngayah di pura
setempat.
Sebelum dilaksanakan siyat sampian,
para jero sutri dan juru sirat mengawali dengan ‘nampyog’ dimana para sutri dan
juru sirat menari mengelilingi areal Pura Penataran Sasih. Selanjutnya, diikuti
dengan prosesi mabente-bentean (saling tarik). Saat prosesi ini berlangsung
para pengayah (Jero Sutri dan Juru Sirat) saling berpegangan tangan, lalu
saling tarik satu sama lain. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan maju mundur
sedemikian rupa, sehingga menyerupai gerakan ombak dengan iringan tetabuhan
gamelan.
Prosesi ini tentu saja menarik
perhatian seluruh pemedek yang memadati areal Pura Penataran Sasih. Tampak pula
puluhan turis asyik mengabadikan prosesi uniki ini menggunakan kameranya maupun
handy cam nya.
Seluruh prosesi ini dilaksanakan
dengan mengelilingi areal Pura Penataran Sasih sebanyak tiga kali mengikuti
arah mapurwa daksina. Setelah prosesi itu, para sutri dan juru sirat istirahat
sejenak.
Selanjutnya, para juru sirat dan
sutri berteriak hysteria dan langsung sembahyang di hadapan pengaruman Pura
serta pelinggih Ratu Sanghyang. Setelah usai sembahyang dan diperciki tirtha,
seluruh peserta tampak seperti orang kerasukan. Mereka pun langsung mengambil
sampyan yang sebelumnya telah disediakan di halaman pura. Sampian
tersebut sebelumnya diambil oleh prajuru dari ratusan dansil yang ada di areal
pura.
Selanjutnya, para sutri tampak saling
serang menggunakan sampian dengan sejumlah sutra lainnya. Begitu pula ketika
hal serupa dilakuan para juru sirat. Herannya, tak satupun dari mereka yang
merasakan kesakitan setelah melaksanakan tradisi itu.
Sejumlah juru sirat mengaku puas bisa
ngayah siyat sampyan. Sementara
Bendesa Agung Jero Kuta Pejeng, Cok
Gde Putra Pemayun menegaskan, tradisi Siyat Sampian ini memang harus selalu
dilaksanakan setiap piodalan di Pura Penataran Sasih setiap tahunnya. Tepatnya,
sesaat sebelum prosesi Ida Bethara Manca-manca (dari luar desa pakraman Jero
Kuta Pejeng) budal. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar