Selasa, 18 Maret 2014

Ritual “Nawa Gempang” di Pura Pusering Jagat Pejeng

Prosesi upacara Tawur Nawa Gempang di Pura Pusering Jagat,
Pejeng, Senin (17/3).
Pejeng, Di tengah-tengah berlangsungnya upacara pujawali (piodalan) di Pura Penataran Sasih, Pemkab Gianyar  menggelar upacara “Tawur Nawa Gempang” di Pura Pusering Jagat Pejeng, Senin (17/3). 

Hadir dalam upacara ini Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata dan Wabup Made Mahayastra, pejabat dari perwakilan Pemprop Bali, serta pejabat kabupaten/kota se-Bali. Tampak pula ribuan masyarakat se-Desa Pakraman Jro Kuta Pejeng memadati areal Pura .

Sebelum upacara dimulai, krama desa mendak Ida Betara Pusering Jagat yang sebelumnya lunga ke Pura Penataran Sasih serangkaian piodalan yang jatuh pada Purnamaning Kesanga Sabtu (15/3) lalu. Upacara "Tawur Nawa Gumpang" ini baru dimulai sekitar pukul 11.00 wita, beberapa saat setelah Ida Bethara tiba di Pura Pusering Jagat.

Upacara “Tawur Nawa Gempang” yang pertama kali digelar di Pusering Jagat Pejeng ini, dipuput Ida Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur Pejeng dan Ida Pedanda Buda Jelantik dari Griya Taman Sukawati.Tingkatan upakara yang digunakan adalah tingkat madya dengan menggunakan dasar manca sata, mepenangkab, ayam, bebek putih dan  kambing putih.

Panitia Karya yang juga Asisten I Setda Kabupaten Gianyar, Cokorda Rai Widiarsa Pemayun menjelaskan, tujuan upacara ini untuk memohon keselamatan dunia (jagat) agar terhindar dari musibah atau bencana. Seperti diketahui, selama akhir tahun 2013 hingga awal tahun 2014, di Gianyar khususnya telah terjadi berbagai bencana seperti pohon tumbang, tanah longsor, banjir dan musibah sosial lainnya.

“Semoga dengan pelaksanaan upacara ini, kita semua terhindar dari bencana,” ujar Cok. Rai Widiarsa.

Yajamana Karya, Ida Pedanda Wayahan Bun, dalam Dharma Wacananya menyampaikan, karya pelebah jagat ini sebagai upaya antisipasi secara ritual untuk memohon keselamatan atas berbagai fenomena alam yang terjadi belakangan ini. Hal ini mengacu pada sastra yang tertuang dalam lontar Yoga Senggara Bhumi, Lebur Gangsa, Ceciren Gumi Manut Catur Yuga.

Menurutnya, upacara untuk memohon keselamatan ini hendaknya rutin dilaksanakan, agar dunia ini selalu mendapat perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.

Dipilihnya Pura Pusering Jagat, karena merupakan pusatnya Bali atau jagat, sehingga diharapkan bumi atau jagat ini dijauhkan dari marabahaya atau bencana. Selain itu, Pura Pusering Jagat Pejeng merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan di Bali. Hal ini berdasarkan sejarah dan peninggalan arkeologi yang kini tersimpan di pura Pusering Jagat. 

Seusai upacara, Ida Bethara Pusering Jagat kembali kairing krama menuju Pura Penataran Sasih serangkaian karya piodalan dan nyejer hingga tanggal 25 Maret 2014. Serangkaian dengan ritual "Tawur Nawa Gempang” ini, seluruh krama juga menghaturkan sesajen di pemerajan rumah masing-masing, dengan memercikkan tirtha yang didapat dari Pura Pusering Jagat. (dey, hms)

Tidak ada komentar: