Minggu, 27 September 2020

NUNAS TIGA TIRTA, DEMI KERAHAYUAN JAGAT DAN UMAT

 KETIKA PANDEMI COVID-19 BELUM JUGA BERAKHIR


PEJENG - Berbagai langkah sekala maupun niskala telah ditempuh umat untuk meredam pandemi Covid 19, namun serangan virus mematikan ini masih terus berlanjut. Meski begitu para tokoh bersama-sama pimpinan umat Hindu di Bali tak mau tinggal diam. Para pimpinan umat Hindu ini kembali mengajak seluruh masyarakat meggelar ritual, nunas tirta memohon kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa penguasa alam semesta ini agar pandemi ini segera berakhir. Sebagaimana ritual yang dilaksanakan Jumat, 25 September 2020, yakni nunas tirta Betara Kabeh di Pura Besakih, tirta penyapuh jagat lan tirta pekemit jagat. 

Ritual ini dimulai di Pura Besakih. Selanjutnya ketiga tirta tersebut (tirta Betara Kabeh di Pura Besakih, tirta penyapuh jagat lan tirta pekemit jagat) dibagikan ke masing-masing utusan umat dari kabupaten/kota hingga ke masing-masing desa adat di seluruh Bali. 

Di Desa Adat Jero Kuta Pejeng, ketiga tirta tersebut kemudian distanakan di Pura Puseh/Desa. Sekitar pukul 24.00 wita, ketiga tirta tersebut kemudian kapundut menuju catus pata (perempatan agung) melalui upacara yang dipuput Pemangku Pura Melanting. Upacara ini juga ditandai pemercikkan tirta penyapuih jagat di areal catus pata. 

Seusai upacara tersebut ketiga tirta tersebut kemudian dibagikan ke masing-masing banjar, untuk selanjutnya dibagikan ke seluruh krama banjar, keesokan harinya yang bertepatan dengan rahina Kuningan, Sabtu 26 September 2020. 

Dalam surat edaran yang diterima krama dijelaskan tata cara nunas tirta Betara Kabeh Besakih seperti nunas tirta biasanya di masing-masing merajan. Sedangkan untuk tirta pakemit jagat, untuk penyucian bhuana alit; nunas sebanyak 11 kali setiap selesai sembahyang di merajan. "Bagi krama yang positif Covid-19, tirta dicampur bungkak nyuh gadang diminum bersama kesuna bungkulan (bawang putih). Sementara tirta penyapuh jagat untuk pembersihan bhuana agung; dipercikkan di areal catus pata serta wewidangan paumahan krama. 

Selain melaksanakan ritual nunas tirta ini, prajuru adat juga tak henti-hentinya mengingatkan warga untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan, rajin mencuci tangan, menggunakan masker menjaga jarak saat bersosialisasi dan menghindari kerumunan massa. (Dewa Suamba)

Tidak ada komentar: