Sabtu, 12 September 2020

RITUAL "NGEREHIN" IDA RATU MAS

PEJENG - Setra Adat Jero Kuta Pejeng, menjadi saksi bisu ritual ngerehin sesuhunan Ida Ratu Mas, Ratu Ngurah, Ratu Prajapati dan Ratu Alit, Jumat 11 September 2020, tengah malam. Ritual yang kental nuansa magis ini merupakan rangkaian dari upacara mapintonan Ida Sesuhunan Ida Ratu Mas, Ratu Ngurah, Ratu Prajapati dan Ratu Alit.

Sebelumnya seluruh Ida Sesuhunan diupacarai di Pura Kebo Edan, sekitar pukul 19.00 wita. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Wayahan Bun dari Geriya Sanur, Pejeng. Usai diupacarai, Ida Ratu Mas, Ratu Ngurah, Ratu Prajapati dan Ratu Alit lunga tangkil ke Pura Dalem Tengaling sekitar pukul 11.30 wita. Setibanya di Pura Dalem Tengaling Ida Sesuhunan langsung menuju jeruan pura guna menjalani ritual. Selanjutnya ritual kembali dilakasanakan di Jaba Pura Prajapati. Setelah seluruh rangkaian upacara tersebut usai, Ida Sesuhunan langsung menuju setra, tepatnya di areal pemuhunan. Di situlah ritual ngerehan dilangsungkan. 

Berbagai sarana upakara dan banten telah dipersiapkan para pemangku, dibantu jero sutri serta juru sirat di areal pemuhunan. Tepat pukul 24.00 wita ritual ngerehan pun dimulai. Pada saat bersamaan Bendesa Desa Adat Jero Kuta Pejeng Cokorda Gede Putra Pemayun mengimbau para pengiring agar segera meninggalkan areal setra. Seluruh lampu listrik di sekitar Pura Dalem pun dipadamkan. Krama yang hendak mendokumentasikan ritual yang cukup langka ini agar tidak menyalakan blitz. Sejumlah pengiring tampak menyaksikan ritual ini dari kejauhan, ada yang menunggu di sekitar wantilan Pura Dalem Tengaling, ada juga di lapangan Sapta Dharma sebelah selatan setra. 

Dan, suasana setra pun benar-benar hening. Hanya suara burung hantu bersahutan dengan suara satwa nocturnal lainnya yang seakan memecah keheningan malam itu. Sesekali tampak burung malam terbang berputar-putar mengelilingi pemuhunan tempat berlangsungnya ritual ngerehan. 

Tak terasa hampir dua jam lamanya, seluruh ritual negerehan pun usai. Sekitar pukul 01.50 wita, Ida Sesuhunan kembali menuju Pura Prajapati untuk selanjutnya mewali budal ke Pura Kebo Edan. Seluruh rangkaian upacara mapintonan ini usai sekitar pukl 02.30 wita, dini hari. 

Bendesa Adat Jero Kuta Pejeng Cokorda Gede Putra Pemayun mengucapkan puji syukur karena seluruh rangkaian upacara ini berlangsung lancar. "Usai upacara ngerehan ini dilanjutkan dengan upacara nyegara gunung ke Segara Masceti dan Pura Tirtha Empul," jelasnya di sela-sela ngiring Ida Sesuhunan. 

Nyegara Gunung 

Keesokan harinya, Sabtu 12 September 2020 dilanjutkan dengan upacara nyegara gunung. Iring-iringan Ida Sesuhunan Ratu Mas, Ratu Ngurah, Ratu Prajapati dan Ratu Alit tiba di Segara Masceti sekitar pukul 08.45 wita. Begitu tiba, Ida Sesuhunan langsung menuju pantai hingga para pemundut­-nya, serta sarana uperangga yang digunakan saat ritual ini menyentuh air laut. Selanjutnya, Ida sesuhunan malinggih di asagan yang telah disiapkan sebelumnya. 

Setelah semuanya siap, prosesi upacara pun dimulai, dipuput Ida Pedanda Gde Buruan Manuaba dari Geriya Gede Pejeng. Begitu prosesi malukat dimulai tiba-tiba di areal berlangsungnya upacara turun hujan gerimis. Namun tak berselang lama, hujan tersebut hilang dan cuaca di sekitar Pantai Masceti pun kembali cerah. 

Dari segara Masceti Ida Sesuhunan kairing lunga ke Pura Tirtha Empul Tampaksiring. Selanjutnya simpang ke Pura Dalem Tengaling, lalu ke Pura Pusering Jagat dan terakhir mewali budal ke Pura Kebo Edan. (Dewa Suamba)

Tidak ada komentar: