Pantauan di lapangan, sekitar pukul 06.30 wita puluhan atau
bahkan ratusan warga yang ikut dalam parade budaya sudah berkumpul di balai
banjarnya masing-masing. Di sana sudah ada sejumlah tenaga salon yang siap
meriasnya. Saking banyaknya, beberapa di antaranya ada yang langsung menuju
tempat-tempat salon terdekat.
Di pihak lain, akibat sebagian besar warga yang terlibat
dalam pawai budaya ini pelaksanaan upacara piodalan di Pura Taman Sari pun
terpaksa dilaksanakan lebih awal.
"Biasanya upacara piodalan dilangsungkan pada malam
hari, sekitar pukul 19.00 wita, tapi kali ini dilaksanakan pagi hari sekitar
pukul 08.00 wita. Itu karena banyak warga kami yang ikut parade budaya,"
ujar Kelihan Adat Banjar Puseh Pejeng, I Dewa Made Dana di sela-sela ngayah.
Parade budaya ini juga berdampak terhadap aktifitas
perekonomian warga. Yang mana, pasar Pejeng yang biasanya ramai sejak pagi
hingga sore harinya, khusus pada hari Rabu 1 Mei 2019 itu terasa agak lengang.
"Ya, terasa sepi..., karena sebagian besar warga sibuk mempersiapkan diri pentas
di Gianyar," ujar Dewa Yoga, salah seorang pedagang.
Sebagaimana informasi yang dikumpulkan PEWARTA PEJENG, parade
budaya kali ini melibatkan sekitar 700 warga. Dalam satu keluarga bahkan ada
yang terlibat di semua kelompok seni. Ada sebagai penari sanghyang jaran,
penari cak, gerong, jegeg-bagus, hingga penabuh gong beri. Belum lagi warga
yang menjadi penonton dan "supporter" berbondong-bondong ke Gianyar,
sehingga suasana Desa Pejeng pada hari itu benar-benar lengang. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar