GIANYAR - Tampil pada urutan terakhir di ajang parade
budaya serangkaian HUT ke-248 Kota Gianyar, tidak membuat para seniman Pejeng ditinggal
penonton. Sebaliknya, penampilan para seniman asuhan I Made Sue ini justru ditunggu-tunggu
oleh masyarakat yang memadati lapangan Astina Gianyar sejak siang harinya.
Mereka ingin mengetahui lebih dekat bagaimana tarian kolosal Sanghyang Jaran dengan iringan ratusan gerong
(pelantun lagu-lagu suci sanghyang jaran) serta penari cak itu.
Begitu para seniman duta Kecamatan Tampaksiring ini memasuki
open stage balai budaya, tepuk tangan masyarakat bergemuruh. Tampak barisan pengarak
logo desa Pejeng, gong beri, jegeg-bagus, payung dan lelontekan, serta pembawa
dangsil melintas beriringan di depan
panggung kehormatan. Dan, suasana mendadak heboh bersamaan tampilnya ratusan
penari sanghyang jaran. Menyusul di belakanganya sekeha gerong yang mengambil
tempat di panggung atas depan open stage serta penari cak pada bagian tangga
candi kurung balai budaya.
Dengan formasi seperti itu membuat pementasan tarian Sanghyang
Jaran ini begitu indah. Kesan magis sangat terasa begitu sekehe gerong mulai
melantunkan lagu-lagu pengiring Sanghyang Jaran. Saat bersamaan terdengar suara
cak yang seakan menambah semangat para penari Sanghyang Jaran. Mereka meliuk-liukkan
tubuhnya laksana kuda, lalu berjingkrak-jingkrak membuat formasi lingkaran
sambil bergerak maju-mundur, ke kiri dan
ke kanan. Hentakan kaki para penari begitu kompak dan mantap, sehingga suara krincingan yang terikat di kedua kakinya
terdengar begitu nyaring.
JAM ANGIN
Seusai tarian Sanghyang Jaran, giliran seniman Pejeng Kawan yang
tampil dengan tarian kolosal "Jam Angin". Tampak ratusan penari
wanita berdandan unik dengan hiasan putih dan biru serta merah-merah.
Mereka menari-nari dengan iringan tetabuhan baleganjur, lalu
membuat formasi berputar-putar sembari mengibas-ngibaskan untaian kertas biru
nan panjang itu secara bersamaan, sehingga tampak indah. Dalam pementasan ini
juga tampak sekelompok pembawa sunari lengkap dengan kober warna-warni.
Secara keseluruhan penampilan duta Kecamatan Tampaksiring
dalam parade budaya ini mendapat sambutan luar biasa dari para penonton. Sejumlah
penonton mengaku rela lama-lama berjemur di Lapangan Astina, lantaran penasaran
terhadap penampilan duta Kecamatan Tampaksiring ini. "Rasa penasaran saya
terjawab tuntas oleh penampilan duta Kecamatan Tampaksiring ini," ujar
Gusti Adnyana, salah seorang penonton. Hal senada dikatakan salah seorang
seniman tabuh Dewa Kasih,. "Suara cak dan gerong terdengar indah sekali
mengiringi tarian Sanghyang Jaran,"
pujinya.
Apa yang disampaikan penonton tesebut memang ada benarnya.
Dari pengalaman yang sudah-sudah, biasanya begitu duta kecamatannya selesai
pentas penonton langsung bubar. Tapi
untuk kali ini, penonton masih tetap bertahan hingga nomor peserta terakhir
usai pentas. Aura "Sanghyang Jaran" benar-benar menyedot perhatian
warga Gianyar. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar