Selasa, 04 Juni 2019

"SANGHYANG JARAN" SEDOT PERHATIAN WARGA


GIANYAR  -  Tampil pada urutan terakhir di ajang parade budaya serangkaian HUT ke-248 Kota Gianyar, tidak membuat para seniman Pejeng ditinggal penonton. Sebaliknya, penampilan para seniman asuhan I Made Sue ini justru ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang memadati lapangan Astina Gianyar sejak siang harinya. Mereka ingin mengetahui lebih dekat bagaimana tarian kolosal  Sanghyang Jaran dengan iringan ratusan gerong (pelantun lagu-lagu suci sanghyang jaran) serta penari cak itu.
Begitu para seniman duta Kecamatan Tampaksiring ini memasuki open stage balai budaya, tepuk tangan masyarakat bergemuruh. Tampak barisan pengarak logo desa Pejeng, gong beri, jegeg-bagus, payung dan lelontekan, serta pembawa dangsil  melintas beriringan di depan panggung kehormatan. Dan, suasana mendadak heboh bersamaan tampilnya ratusan penari sanghyang jaran. Menyusul di belakanganya sekeha gerong yang mengambil tempat di panggung atas depan open stage serta penari cak pada bagian tangga candi kurung balai budaya.
Dengan formasi seperti itu membuat pementasan tarian Sanghyang Jaran ini begitu indah. Kesan magis sangat terasa begitu sekehe gerong mulai melantunkan lagu-lagu pengiring Sanghyang Jaran. Saat bersamaan terdengar suara cak yang seakan menambah semangat para penari Sanghyang Jaran. Mereka meliuk-liukkan tubuhnya laksana kuda, lalu berjingkrak-jingkrak membuat formasi lingkaran sambil bergerak  maju-mundur, ke kiri dan ke kanan. Hentakan kaki para penari begitu kompak dan mantap, sehingga suara krincingan yang terikat di kedua kakinya terdengar begitu nyaring.

JAM ANGIN

Seusai tarian Sanghyang Jaran, giliran seniman Pejeng Kawan yang tampil dengan tarian kolosal "Jam Angin". Tampak ratusan penari wanita berdandan unik dengan hiasan putih dan biru serta merah-merah.
Mereka menari-nari dengan iringan tetabuhan baleganjur, lalu membuat formasi berputar-putar sembari mengibas-ngibaskan untaian kertas biru nan panjang itu secara bersamaan, sehingga tampak indah. Dalam pementasan ini juga tampak sekelompok pembawa sunari lengkap dengan kober warna-warni.
Secara keseluruhan penampilan duta Kecamatan Tampaksiring dalam parade budaya ini mendapat sambutan luar biasa dari para penonton. Sejumlah penonton mengaku rela lama-lama berjemur di Lapangan Astina, lantaran penasaran terhadap penampilan duta Kecamatan Tampaksiring ini. "Rasa penasaran saya terjawab tuntas oleh penampilan duta Kecamatan Tampaksiring ini," ujar Gusti Adnyana, salah seorang penonton. Hal senada dikatakan salah seorang seniman tabuh Dewa Kasih,. "Suara cak dan gerong terdengar indah sekali mengiringi tarian Sanghyang Jaran,"  pujinya.
Apa yang disampaikan penonton tesebut memang ada benarnya. Dari pengalaman yang sudah-sudah, biasanya begitu duta kecamatannya selesai pentas  penonton langsung bubar. Tapi untuk kali ini, penonton masih tetap bertahan hingga nomor peserta terakhir usai pentas. Aura "Sanghyang Jaran" benar-benar menyedot perhatian warga Gianyar. (dey)

Tidak ada komentar: