* Kelas Jurnalisme Warga
Banyak potensi desa Pejeng yang layak dipromosikan lewat media massa. |
Pejeng,
Era keterbukaan informasi sudah merambah hingga ke pelosok-pelosok desa. Hal
tersebut tampaknya disadari benar oleh Kepala Desa Pejeng, Cokorda Gede Agung
Kusuma Yudha. Mengantisipasi hal tersebut, Minggu (28/9) lalu, digelar
pelatihan yang bertajuk “Kelas Jurnalisme Warga” di Pekarangan, sebelah barat
Pura Kebo Edan, Pejeng.
Pelatihan
ini diikuti sejumlah pemuda dan pemudi yang punya hobi menulis dan tertarik
pada dunia jurnalistik dan photography. Mereka itu di antaranya ada yang berasal
dari Banjar Pande, Banjar Puseh dan Banjar Intaran. Namun karena ada peserta yang pada saat
bersamaan sibuk upacara adat, maka hanya beberapa peserta bisa mengikuti
kegiatan “Kelas Jurnalisme Warga” ini hingga tuntas.
Sebenarnya,
masih banyak warga khususnya kalangan anak-anak muda yang berminat mengikuti
pelatihan gratis ini. Namun karena ada kendala berbagai hal --seperti ada yang
masih mengikuti program KKN di luar daerah, ada yang sibuk kuliah dan menyusun
skripsi, upacara adat, dan sebagainya-- maka kegiatan ini hanya diikuti beberapa
orang saja. Meski begitu, “Kelas Jurnalisme Warga” ini tetap berlangsung lancar,
hingga usai sekitar pukul.17.30 wita.
Kegiatan
yang merupakan kerja sama antara Sloka Institute dan LITE Institute dipandu
langsung seorang jurnalis, Luh De Suryani dan Intan. Mereka jauh-jauh datang dari
Denpasar untuk memandu calon-calon wartawan muda menjadi penulis yang andal.
Kegiatan
ini dikemas secara santai dan penuh keakraban. Diawali dengan perkenalan
seluruh peserta. Setelah itu dilanjutkan dengan pembekalan teori seputar dunia
jurnalistik warga. Pada kesempatan itu juga dijelaskan apa itu jurnalisme warga,
bagaimana menulis yang baik dan benar dari sudut pandang warga sendiri, dan
sebagainya.
Setelah
dirasa cukup, kegiatan dilanjutkan dengan peliputan ke lapangan. ADa yang
memilih jalan-jalan ke lokasi situs Candi Kelebutan, ada yang lokasi kinciri
air di Tukad Bubung, Tugu Pahlawan Sapta Dharma, ada pula yang jalan-jalan di persawahan
sebelah barat Pura Kebo Edan.
Dari
hasil peliputan tersebut seluruh peserta ditugaskan menulis apa yang didapatnya
ke dalam sebuah berita, sesuai sudut pandang masing-masing. Tulisan tersebut
kemudian dibahas bersama-sama mengenai kekurangan dan kelebihan dari berita
yang disusun tersebut.
“Ternyata
semua peserta punya potensi menjadi penulis,” puji Luh De Suryani, di sela-sela
berlangsungnya pelatihan. Walaupun diakuinya, masih banyak yang perlu dibenahi.
Hal
senada dikatakan Intan. Menurutnya, dasar untuk menjadi penulis sudah ada pada diri
masing-masing peserta, sekarang tinggal bagaimana mengasah kemampuan tersebut.
Menurut
Luh De, dari jurnalisme warga kita bisa berbagi cerita mengenai pengalaman
sendiri lewat tulisan. Luh De sendiri berharap agar dari Kelas Jurnalisme Warga
ini nantinya akan lahir penulis-penulis berbakat. Terlebih Desa Pejeng sebentar
lagi akan punya website. Pejeng. Desa.or.id. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar