Selasa, 30 September 2014

Sejumlah Pemuda Pejeng Dididik Jadi Wartawan Desa

* Kelas Jurnalisme Warga

Banyak potensi desa Pejeng yang layak dipromosikan lewat media massa.
Pejeng, Era keterbukaan informasi sudah merambah hingga ke pelosok-pelosok desa. Hal tersebut tampaknya disadari benar oleh Kepala Desa Pejeng, Cokorda Gede Agung Kusuma Yudha. Mengantisipasi hal tersebut, Minggu (28/9) lalu, digelar pelatihan yang bertajuk “Kelas Jurnalisme Warga” di Pekarangan, sebelah barat Pura Kebo Edan, Pejeng.  
Pelatihan ini diikuti sejumlah pemuda dan pemudi yang punya hobi menulis dan tertarik pada dunia jurnalistik dan photography. Mereka itu di antaranya ada yang berasal dari Banjar Pande, Banjar Puseh dan Banjar Intaran.  Namun karena ada peserta yang pada saat bersamaan sibuk upacara adat, maka hanya beberapa peserta bisa mengikuti kegiatan “Kelas Jurnalisme Warga” ini hingga tuntas.
Sebenarnya, masih banyak warga khususnya kalangan anak-anak muda yang berminat mengikuti pelatihan gratis ini. Namun karena ada kendala berbagai hal --seperti ada yang masih mengikuti program KKN di luar daerah, ada yang sibuk kuliah dan menyusun skripsi, upacara adat, dan sebagainya-- maka kegiatan ini hanya diikuti beberapa orang saja. Meski begitu, “Kelas Jurnalisme Warga” ini tetap berlangsung lancar, hingga usai sekitar pukul.17.30 wita.
Kegiatan yang merupakan kerja sama antara Sloka Institute dan LITE Institute dipandu langsung seorang jurnalis, Luh De Suryani dan Intan. Mereka jauh-jauh datang dari Denpasar untuk memandu calon-calon wartawan muda menjadi penulis yang andal.
Kegiatan ini dikemas secara santai dan penuh keakraban. Diawali dengan perkenalan seluruh peserta. Setelah itu dilanjutkan dengan pembekalan teori seputar dunia jurnalistik warga. Pada kesempatan itu juga dijelaskan apa itu jurnalisme warga, bagaimana menulis yang baik dan benar dari sudut pandang warga sendiri, dan sebagainya.
Setelah dirasa cukup, kegiatan dilanjutkan dengan peliputan ke lapangan. ADa yang memilih jalan-jalan ke lokasi situs Candi Kelebutan, ada yang lokasi kinciri air di Tukad Bubung, Tugu Pahlawan Sapta Dharma, ada pula yang jalan-jalan di persawahan sebelah barat Pura Kebo Edan.
Dari hasil peliputan tersebut seluruh peserta ditugaskan menulis apa yang didapatnya ke dalam sebuah berita, sesuai sudut pandang masing-masing. Tulisan tersebut kemudian dibahas bersama-sama mengenai kekurangan dan kelebihan dari berita yang disusun tersebut.
“Ternyata semua peserta punya potensi menjadi penulis,” puji Luh De Suryani, di sela-sela berlangsungnya pelatihan. Walaupun diakuinya, masih banyak yang perlu dibenahi.
Hal senada dikatakan Intan. Menurutnya, dasar untuk menjadi penulis sudah ada pada diri masing-masing peserta, sekarang tinggal bagaimana mengasah kemampuan tersebut.

Menurut Luh De, dari jurnalisme warga kita bisa berbagi cerita mengenai pengalaman sendiri lewat tulisan. Luh De sendiri berharap agar dari Kelas Jurnalisme Warga ini nantinya akan lahir penulis-penulis berbakat. Terlebih Desa Pejeng sebentar lagi akan punya website. Pejeng. Desa.or.id. (dey)

Tidak ada komentar: