Rabu, 09 April 2014

Nyepi Sipeng, Pejeng pun Hening

PEJENG, Nyepi sipeng yang dilaksanakan seluruh umat Hindu, Senin (31/3), benar-benar membuat suasana alam di Desa Pejeng sunyi nan hening. Masyarakat menghentikan aktifitasnya seharian penuh untuk melaksanakan catur brata penyepian (amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelangenan). Tak ada deru motor, tak ada suara riuh pasar, tak ada pula sorakan bebotoh.
Yang ada hanyalah desiran angin menghempas dedaunan kering…, yang ada hanyalah kicauan burung yang asyik bercengkrama di ranting-ranting pohon serta lengkingan suara kedis engkik-engkik engkir  memecah kesunyian alam…, yang ada hanyalah gulita sepanjang malam hingga suasana benar-benar hening…, yang ada hanyalah sejumlah pecalang yang berjaga-jaga di sejumlah pempatan.
Suasana Nyepi di Pejeng kali ini memang tak jauh beda dengan Nyepi yang sudah-sudah. Sejak pagi hari warga masyarakat sudah melaksanakan catur brata penyepian sebagaimana diumumkan prajuru desa adat saat persembahyanhgan bersama serangkaian melasti ngubeng di Pura Penataran Sasih.
Kenyataan ini bisa jadi sebagai dampak positif dari sikap tegas Perbekel Desa Pejeng Tjokorda Gede Agung Pemayun saat pelaksanaan Nyepi tahun lalu. Yang mana, saat itu Tjokorda Perbekel bersama pecalang tampak membawa kamera canggih untuk memantau pelaksanaan Nyepi di wilayah desa yang dipimpinnya. Tak tanggung-tanggung Tjokorda Perbekel menjepret setiap warga yang melanggar alias keluar rumah saat nyepi sipeng berlangsung. Dari hasil jepretan kameranya tersebut, akan diketahui warga yang melanggar lalu dipanggil langsung ke kantor desa untuk di-briefing agar tidak mengulangi perbuatannya.
Langkah tersebut juga dilakukan Ida Tjokordas saat Nyepi tahun ini. Mudah-mudahan dengan langkah berani ini, pelanggaran demi pelanggaran saat Nyepi dimasa-masa yang akan datang bisa dicegah. (dey)



Tidak ada komentar: