PEJENG,Hajatan pesta demokrasi
lima tahunan (Pemilu Legistlatif ), selalu dinanti-nanti para politisi untuk
merebut kursi di DPRD Kabupaten, Propvinsi Maupun kursi DPR-RI serta DPD.
Nah,
untuk bisa duduk di kursi wakil rakyat terhormat itu bukan perkara mudah. Bukan
hanya butuh banyak trik maupun strategi, namun juga perlu punya modal
cukup agar massa pemilih mau menjatuhkan
pilihannya kepada setiap politisi.
Tanpa trik, strategi politik yang matang,
serta modal yang cukup, dambaan seseorang untuk bisa merebut kursi legeslatif
tampaknya akan jauh, kecuali dewi fortuna berpihak alias ada swecan widhi. Hal itu lah yang terjadi
dalam setiap hajatan Pemilu pasca reformasi ini.
Banyak orang bilang, semua calon
legislative (caleg) yang bertarung di Pemilu ini punya peluang yang sama untuk
bisa lolos ke kursi Dewan. Bukan berarti caleg dari partai besar saja yang bisa
lolos, namun caleg dari partai gurem pun ada kans untuk melenggang ke kursi
dewan. Masalahnya sekarang, semua kembali ke trik, strategi, dewi fortuna
maupun swecan widhi. Hal itu berlaku
untuk seluruh caleg peserta pemilu di seluruh Indonesia, termasuk di Pejeng
sekali pun.
Sebagaimana diketahui, Desa
Pejeng Punya tiga caleg yang bertarung untuk di DPRD Gianyar dan DPRD Provinsi
Bali. Mereka itu adalah Cokorda Gede Putra Pemayun (Partai Gerindra untuk DPRD
Gianyar) dan Cokorda Istri Mas Minggu Wathini (Caleg Partai Gerindra untuk DPRD
Provinsi Bali) serta Yulia Sari Theja (Partai Nasdem). Ketiga caleg ini sejak
jauh-jauh hari sebelumnya sudah melancarkan “jurus-jurus jitu” untuk menarik
simpati masyarakat.
Untuk bisa meraih suara
sebanyak-banyaknnya caleg-caleg tersebut perlu kerja ekstra keras. Pasalnya,
Pejeng yang masuk daerah pemilihan (dapil) Blahbatuh-Tampaksiring, termasuk
dapil yang berat. Atau dengan kata lain, persaingan yang terjadi di Dapil ini
sangat berat. Karena caleg yang bertarung di dapil ini ada beberapa di
antaranya inkamben, yang sudah tentu memiliki massa pemilih real, yang sudah
terpelihara sejak lama.
Di sisi lain, caleg dari luar
desa Pejeng juga berebut peruntungan di desa pejuang ini. Tak
tanggung-tanggung, mereka pun mengeluarkan “jurus-jurus yang tak kalah
jitunya”, sehingga ada sejumlah warga pejeng yang tergiur untuk memberi
dukungan. Mengutip kata-kata dari para tim suksesnya, “Itung-itung munuh…, satu suara pun cukup berarti di
Pejeng,” ujar seorang tim sukses dalam sebuah kesempatan.
Sebagai warga Pejeng sudah
sepatutnya memberi dukungan kepada caleg
asal Pejeng. Bukan malah melacurkan diri, karena uang lalu mendukung caleg dari
luar. Karena bagaimana pun juga Pejeng ini desa tua, desa yang kaya dengan
potensi SDM yang handal, desa yang selalu diperhitungkan di tingkat kabupaten,
provinsi maupun pusat. Sebagai warga Pejeng, akan bangga jika ada putra-putri
terbaiknya duduk di kursi dewan. Semoga! (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar