WARTA PEJENG
INFORMASI SEPUTAR PEJENG
Rabu, 28 Februari 2024
TUMBEN, SIYAT SAMPIYAN SEPI PENONTON
Senin, 26 Februari 2024
ANTARA KARYA PADUDUSAN DAN GALUNGAN
"MEGALUNGAN DURUS", NGAYAH JALAN TERUS
Kamis, 15 Februari 2024
Sabtu, 29 Juli 2023
WARGA SERBU OPERASI PASAR ELPIJI 3 KG
Kamis, 20 Juli 2023
Kamis, 09 Maret 2023
TRADISI UNIK DI PURA PENATARAN SASIH
MAOMBAK-OMBAKAN, SIYAT SAMPIYAN HINGGA MAPLENGKUNGAN
PEJENG – Ada sejumlah
ritual unik dilaksanakan setiap berlangsungnya prosesi ngemudalan Ida Bhatara manca-manca
(tiga hari setelah puncak karya padudusan) di Pura Penataran Sasih, Pejeng.
Ritual yang dilaksanakan secara sambung-menyambung itu adalah; prosesi ngeluaran, nampyog, ngeber, maombak-ombakan,
menari baris, siyat sampiyan, melis
(melasti) dan yang terakhir adalah maplengkungan.
Prosesi Ngeluaran |
Selanjutnya, Jero Sutri yang berjumlah 14 orang itu kembali melakukan gerakan tarian nampiyog dengan iringan tabuh gambelan. Gerakannya lemah gemulai, dengan telapak tangan menghadap ke atas. Begitu seterusnya sambil mengelilingi Pura sebanyak 3 kali.
Nampyog |
Menurut penjelasan salah seorang tokoh masyarakat, DR.Drs. Anak Agung Gede Raka,M.Si, gerakan nampiyog dengan telapak tangan menghadap ke atas ini sebagai simbol mohon amerta. Setelah mengelilingi pura sebanyak 3 kali, selanjutnya para Jero Sutri kembali menuju Pura Taman Sari.
Selanjutnya adalah ritual
ngeber. Pada babak ini para sutri kembali melakukan nampyog dengan gerakan tangan seolah sambil menaburkan amerta
mengelilingi pura. Setelah itu mereka kembali ke Pura Taman Sari.
Menjelang siang, suasana di sekitar Pura Penataran Sasih semakin ramai dan meriah, bersamaan dimulainya ritual maombak-ombakan. Ritual ini menjadi semakin seru karena selain diikuti Jero Sutri juga melibatkan sekitar 70 orang juru sirat. Tangan Sutri yang satu menarik tangan sutri yang lainnya, begitu seterusnya sehingga membuat formasi barisan memanjang. Masih dengan tangan berpegangan satu sama lainnya dan saling tarik menarik, kemudian menyusul puluhan juru sirat melakukan gerakan yang sama. Mereka sesekali berlari sembari melakukan gerakan maju mundur, sehingga menyerupai gerakan ombak.
Maombak-ombakan |
Puncaknya adalah saat memasuki ritual siyat sampiyan. Para juru sirat mengawali ritual ini dengan berlari mengelilingi pura sebanyak 3 kali. Selanjutnya sembahyang bersama mohon keselamatan, lalu diperciki tirta. Dan, seluruh peserta pun berteriak histeris seperti orang kerasukan. Mereka langsung mengambil sampiyan yang telah disediakan di halaman pura.
Siyat sampiyan |
Sampiyan-sampiyan tersebut sebelumnya dikumpulkan oleh prajuru, diambil
dari sampiyan dangsil dan banten pengambaian yang ada di areal pura. Sambil
berteriak, melompat dan mengibas-ngibaskan sampiyan
di tangannya, mereka kemudian saling menyerang satu sama lain, hingga ritual
ini berakhir. Herannya, tak satu orang
pun diantara peserta yang mengalami cedera. Mereka malah mengaku puas terlibat
dalam ngayah siyat sampiyan ini.
Seusai siyat sampiyan,
Ida Bhatara manca-manca bersiap-siap mewali budal. Diawali dengan mapurwa daksina,
lanjut menuju lokasi upacara melis (melasti)
di sebelah timur Pura Manikcorong. Namun, khusus untuk Ida Bhatara Pura Agung
Tatiapi dan Ida Bhatara Kahyangan Tiga Pejeng Kawan, serta Ida Bhatara Pura
Samuan Tiga Bedulu, sebelum mewali budal masih mengikuti tahapan upacara melis dan maplengkungan.
Maplengkungan
Setelah Ida Bhatara manca-manca mewali budal, babak
selanjutnya adalah prosesi maplengkungan.
Upacara ini diikuti Ida Bhatara Pengrajeg Karya (Pura Penataran Sasih) serta
Ida Bhatara Kahyangan Tiga Desa Adat Jero Kuta Pejeng, Ida Bhatara Pura Agung
dan Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Pejeng Kawan, serta Ida Bhatara Pura Samuan
Tiga, Bedulu.
Melasti |
Setibanya di jeruan pura, langsung membentuk formasi huruf
“U”. Yang mana, Ida Sesuhunan Pengarajeg Karya
dan Ida Sesuhunan se-Jero Kuta Pejeng berada di sebelah utara. Di
sebelah timur Ida Bhatara Pura Agung dan Ida Bhatara Kahyangan Tiga Pejeng
Kawan. Sedangkan Ida Bhatara Sesuhunan Pura Samuan Tiga, Bedulu berada di
sebelah selatan.
Sebagai puncak dari upacara maplengkungan ini adalah ritual nyambleh ayam dan pementasan tari rejang sutri dan baris tedung. Para penarinya adalah perwakilan dari Jero Sutri Desa Adat Jero Kuta Pejeng di sebelah utara dan Jero Sutri Pura Samuan Tiga, Bedulu di selatan.
Maplengkungan |
Selasa, 07 Maret 2023
PEMEDEK PENUH SESAK
PUNCAK KARYA PADUDUSAN DI PURA PENATARAN SASIH
GIANYAR - Ribuan umat Hindu pedek tangkil melaksanakan persembahyangan saat puncak Karya Padudusan di Pura Penataran Sasih, Pejeng, Senin, (06/3/23) malam. Upacara yang bertepatan dengan rahina Purnamaning Kesanga ini dipuput Ida Pedanda Geriya Sanding, Pejeng.
Suasana ramai sudah terlihat sekitar pukul 14.30 wita, yang mana saat itu berlangsung prosesi mendak Ida Ratu Gede Singapadu serta ritual mendak Ida Ratu Pura Pengukuran-ukuran. Tak lama berselang, iring-iringan pemundut Ida Bhatara Sesuhunan manca-manca (luar desa adat Jero Kuta Pejeng) tiba di jaba Pura Penataran Sasih dengan ratusan pengiring serta penabuh baleganjur.