"MEGALUNGAN DURUS", NGAYAH JALAN TERUS
Kesibukan krama adat Jero Kuta
Pejeng sudah terlihat sejak 15 Februari 2024, setelah sehari sebelumnya
terfokus pada Pemilu. Diawali ngayah nangiang taring kebat, sanggar agung
serta berbagai perlengkapan upakara lainnya hingga menjelang puncak karya.
Kegiatan ngayah krama banjar --Br.
Intaran, Br. Pande, Br. Puseh dan Br. Guliang-- terus berlanjut selama Ida
Bhatara nyejer hingga melasti 05
Maret 2024.
Sebagai dampak dari kedua momen
istimewa tersebut, menyebabkan salah satu acara pelaksanaannya diundur beberapa
jam dari biasanya. Sebagaimana diketahui, prosesi ngebudalan Ida Bhatara manca-manca (Ida Bhatara Sesuhunan dari luar
Desa Adat Jero Kuta Pejeng) bertepatan hari penampahan
Galungan, Selasa 27 Februari 2024. Biasanya, seluruh prosesi tersebut
dilangsungkan mulai pukul 08.00 wita hingga selesai maplengkungan sekitar pukul 15.00 wita. Namun karena bertepatan
dengan hari penampahan, seluruh rangkaian ilen-ilen
pemuput wali ini baru dimulai sekitar pukul 11.15 wita dan berakhir sekitar pukul 18.30 wita.
Dalam acara ini dipentaskan ilen-ilen
pemuput wali, nampiyog yang di
dalamnya berisi prosesi ngeluaran, tarian rejang sutri, nunas, ngeber,
bente-bentean, ombak-ombakan, tari baris, rejang sutri, maideran/purwa daksina, hingga
siyat sampiyan. Seluruh rangkaian upacara ini diakhiri dengan ritual maplengkungan antara Ida Bhatara
Sesuhunan Jero Kuta Pejeng, Ida Ratu Gede Singapadu, Ida Bhatara Sesuhunan Pura
Agung Tatiapi serta Ida Bathara Sesuhunan Pura Samuan Tiga, Bedulu.
Dikatakan, masalah ini juga sudah
disampaikan sebelumnya, saat paruman dengan bendesa adat seluruh Pejeng. ‘’Puji
syukur, semuanya berjalan lancar tanpa mengurangi makna dari seluruh rangkaian
prosesi ini,’’ pungkasnya. (Dewa Suamba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar