Pasalnya, jadwal nampiyog dan ngebudalan Ida Bhatara Manca-manca bertepatan dengan rahina Penampahan
Galungan, 27 Februari 2024. Yang mana pagi harinya banyak krama fokus mebat serta menyelesaikan segala
keperluan untuk Hari Raya Galungan. Karena bertepatan rahina penampahan pula,
seluruh jadwal nampiyog baru bisa dilaksanakan
sekitar pukul 11.15 wita dan prosesi ngebudalan
Ida Bhatara Manca-manca sekitar pukul 16.00 wita. Kondisi itu lah yang
menyebabkan suasana di jeruan Pura Penataran Sasih saat berlangsungnya nampiyog terbilang agak lengang jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pantauan di lokasi sekitar pukul
11.00, sejumlah jero Sutri tampak bersiap-siap sembahyang di hadapan pelinggih
Ida Ratu Pura Penataran Sasih. Sekitar pukul 11.15 wita prosesi ngeluaran dimulai. Tampak sejumlah Jero
menari-nari dengan iringan tabuh lelambatan. Dipimpin langsung pemundut canang
rebong, barisan sutri itu sambil menari-nari dari jeruan pura menuju jaba
tengah, sebagai tempat terakhir ritual ngeluaran.
Terik matahari siang itu tak
membuat para jero sutri tersebut kelelahan setelah berkeliling pura
masing-masing tiga kali dalam setiap tahapan. Justru sebaliknya, mereka bak
“kerauhan” dan mendapat tenaga ekstra melanjutkan tugasnya maombak-ombakan bersama-sama para juru sirat. Suasana di jeruan
pura pun semakin panas, bersamaan hadirnya juru sirat maideran (mapurwa daksina).
Puncaknya, dengan iringan tabuh
baleganjur Jero Sutri dan Juru Sirat lanjut masiyat
sampiyan sebagai puncak dari ritual nampiyog. Mereka yang terlibat berebut
mengambil sampiyan dangsil yang telah disiapkan prajuru. Jero sutri menyerang
sutri lainnya dengan samipyan, begitu pula juru sirat menyerang peserta
lainnya, sehingga suasana menjadi riuh bersamaan dengan teriakan-teriakan
peserta. Walau sepi penonton, namun peserta siyat
sampiyan ini tetap semangat menunaikan tugasnya ngayah demi suksesnya karya di Pura Penataran Sasih. (Dewa Suamba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar