Kamis, 31 Desember 2015

Rapat Persiapan Karya Panca Wali Krama di Pura Penataran Sasih


SETELAH 50 tahun berlalu, krama Desa Pakraman Jero Kuta Pejeng kembali bersiap-siap menyambut karya Agung Panca Wali Krama di Pura Penataran Sasih Pejeng. Serangkaian dengan itu, pihak Kebendesaan Jero Kuta Pejeng telah mengambil langkah-langkah persiapan nyangra karya agung ini. Mulai dari pembentukan panitia hingga menyusun dudonan karya. Puncak Karya Panca Wali Krama ini jatuh pada Purnamaning Kesanga rahina Soma Pahing Langkir, 22 Februari 2016.
Dalam rapat di Wantilan Pura Penataran Sasih, Minggu 15 November  2015, yang dipimpin Bendesa Pakraman Jero Kuta Pejeng Cokorda Putra pemayun, diumumkan susunan Panitia Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Penataran Sasih.
Sebagai  Yajamana Ida Pedanda Wayahan Bun, dari Griya Sanur Pejeng . Pengrajeg Karya Bupati Gianyar A.A Gde Agung Bharata, Penasehat Pejabat Muspika Tampaksiring, Perbekel Desa Pejeng serta mantan Bendesa Jero Kuta Pejeng Tjokorda Rai Pemayun, SH.
Sementara penanggung jawab Bendesa Pakraman Jero Kuta Pejeng Cok. Gde  Putra Pemayun, SH. Sebagai Ketua Umum Cokorda Rai Widiarsa, SH dan Wakil Dewa Ngakan Nyoman Suardita. Ketua I (Ida Bagus Cahyadi) Wakil (Ida Bagus Nyoman Mantra), Ketua II (Ida Bagus Suryawan), Wakil (I Made Resa), Ketua III (I Wayan Ngenteg), Wakil (I Made Kalik Arta), Sekretaris I (Ngakan Made Buda Artana), Sekretaris II (Ngakan Putu Readi), Bendahara I (Ngakan Made Semara Putra) dibantu I Wayan Susila dan Komang Arie Sukma Dewi. Sementara bagian pengerahan masa seluruh kelian banjar se Jero Kuta Pejeng. Susunan Panitia ini juga dilengkapi sejumlah seksi.
Bendesa Pakraman Jero Kuta Pejeng Cokorda Gde Putra Pemayun mengharapkan seluruh panitia nantinya benar-benar ngayah secara tulus dan ikhlas, demi suksesnya karya agung ini. “Mari bersama-sama “ngayah” demi suksesnya karya agung ini,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Panitia Karya Cokorda Rai Widiarsa. Menurutnya, karya Panca Wali Krama di Pura Penataran Sasih ini tergolong karya yang tingkatannya tinggi. Sejak 50 tahun silam, baru kali ini dilaksanakan kembali karya agung ini. Oleh karena itu, pihaknya berharap seluruh panitia benar-benar memanfaatkan momen ini untuk ngayah dengan hati yang “ning” dan bersih. “Jauhkan silang pendapat yang dapat mengganggu pelaksanaan karya agung ini,” tandasnya.
Lebih jauh, Bendesa Cokorda Gede Putra Pemayun menyampaikan,  sebelum seluruh panitia memulai ngayah, akan dilangsungkan ritual mapiuning di Pura Penataran Sasih yang dilanjutkan dengan prosesi mejaya-jaya Prawartaka Karya, bertepatan rahina Purnama Kaenem, Kamis 26 November 2015.
Prosesi “nyukat genah” akan dilaksanakan keesokan harinya, Jumat 27 November 2015. Sementara nanceb sanggar tawang dan naceb taring dilaksanakan Senin 30 November 2015. Cok Gde Putra berharap agar sisa waktu ini benar-benar dimanfaatkan untuk ngayah, sehingga semunya bisa berjalan sesuai dengan jadwal  yang telah ditetapkan.
Dengan berlangsungnya  prosesi tersebut, berarti krama se-Jero Kuta pejeng sudah bersiap-siap ngayah hingga puncak karya nanti.
Sekadar informasi, untuk pelaksanaan karya agung ini masing-masing krama mengeluarkan biaya sebesar Rp 2 juta, sementara subsidi dari LPD Pejeng sebesar 500 juta. (dey)


Tidak ada komentar: