PEJENG, Gairah umat Hindu untuk melaksanakan Tirthayatra ke
sejumlah Pura dalam beberapa tahun belakangan ini tampaknya meningkat.
Buktinya, hampir setiap hari libur –apakah hari minggu ataukah hari-hari libur
nasional lainnya—selalu dimanfaatkan oleh kalangan umat Hindu di Bali untuk
pedek tangkil ngaturang bhakti ke sejumlah Pura sambil berwisata spiritual.
Lihat saja suasana di sepanjang Jalan Dr. Ir. Soekarno—mulai dari jaba Pura Kebo Edan, Pura
Pusering Jagat hingga Pura Penataran Sasih-- setiap hari libur selalu terlihat
deretan bus atau pun mobil-mobil pribadi parkir. Rombongan tirthayatra tersebut
bukan saja berasal dari wilayah Kabupaten Gianyar, namun banyak pula yang
berasal dari luar, seperti umat Hindu asal Denpasar, Badung, Tabanan, Buleleng,
Jembrana, Bangli, Klungkung, hingga Karangasem. Pura Sad Kahyangan maupun Pura
Dang Khayangan yang ada di Pejeng ini selalu menjadi tujuan tirthayatra di
samping Pura-Pura lainnya yang kebetulan berada di jalur yang sama seperti Goa
Gajah, Pura Gunung Kawi, hingga Pura Tirtha Empul Tampaksiring.
Sejumlah pemedek yang ditemui di jaba Pura Penataran Sasih
Pejeng menuturkan, tujuannya mengikuti tirthayatra, adalah untuk nunas ica, mendekatkan diri dengan Ida
Sanghyang Widhi Wasa, mohon keselamatan, kedamaian, serta kerahayuan jagat,
juga untuk mengetahui dari dekat keberadaan masing-masing Pura yang dituju
sambil beriwisata.
“Mumpung masih diberi kesempatan (hidup), Tyang sempatkan
diri untuk maturang ke sejumlah Pura yang belum pernah tyang kunjungi. Saya
merasa tentram dan damai setiap usai ngaturang bhakti,” ucap Pak Gede, salah
seorang pemedek asal Denpasar. Dia juga mengatakan, kita patut bersyukur dan
kagum atas segala warisan para leluhur terdahulu berupa Pura-Pura yang hingga
kini masih lestari dan berdiri megah.
Hal senada diakui pemedek lainnya. Menurutnya,sebagai umat
sedharma sudah saatnya mengetahui keberadaan Pura-Pura besar yang ada di Bali
melalui kegiatan tirthayatra. “Agar tidak tahu dari cerita orang lain, alangkah
baiknya kita yang langsung pedek tangkil melalui kegiatan tirthayatra ini,” ujar
Gusti Ngurah, pemedek asal Denpasar.
Memang, apa yang disampaikan pemedek tersebut benar adanya. Sebagaimana
diketahui, tirthayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan tirtha.Dalam
perkembangannya, istilah tirthayatra ini
kemudian direalisasikan dengan jalan pedek tangkil ke sejumlah Pura.
Dengan tirthayatra ini pula umat sedharma bisa lebih mendekatkan diri dengan
Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Seiring perkembangan zaman, tak jarang di antara masyarakat
yang menjadikan kegiatan ini sebagai trend. Kegiatan suci ini dijadikan ajang
untuk show, pamer diri, sok paling
tahu akan keberadaan pura dan sebagainya. Atau bahkan ada yang bangga
menceritakan dirinya pernah pedek tangkil ke seluruh Pura yang ada di Bali
hingga ke Pura-Pura yang ada di Tanah Jawa. (dey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar