Selasa, 31 Desember 2013

Ketika Umat Sedharma Ramai-Ramai Tirthayatra

PEJENG, Gairah umat Hindu untuk melaksanakan Tirthayatra ke sejumlah Pura dalam beberapa tahun belakangan ini tampaknya meningkat. Buktinya, hampir setiap hari libur –apakah hari minggu ataukah hari-hari libur nasional lainnya—selalu dimanfaatkan oleh kalangan umat Hindu di Bali untuk pedek tangkil ngaturang bhakti ke sejumlah Pura sambil berwisata spiritual.

Lihat saja suasana di sepanjang Jalan Dr. Ir.  Soekarno—mulai dari jaba Pura Kebo Edan, Pura Pusering Jagat hingga Pura Penataran Sasih-- setiap hari libur selalu terlihat deretan bus atau pun mobil-mobil pribadi parkir. Rombongan tirthayatra tersebut bukan saja berasal dari wilayah Kabupaten Gianyar, namun banyak pula yang berasal dari luar, seperti umat Hindu asal Denpasar, Badung, Tabanan, Buleleng, Jembrana, Bangli, Klungkung, hingga Karangasem. Pura Sad Kahyangan maupun Pura Dang Khayangan yang ada di Pejeng ini selalu menjadi tujuan tirthayatra di samping Pura-Pura lainnya yang kebetulan berada di jalur yang sama seperti Goa Gajah, Pura Gunung Kawi, hingga Pura Tirtha Empul Tampaksiring.

Sejumlah pemedek yang ditemui di jaba Pura Penataran Sasih Pejeng menuturkan, tujuannya mengikuti tirthayatra, adalah untuk nunas ica, mendekatkan diri dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa, mohon keselamatan, kedamaian, serta kerahayuan jagat, juga untuk mengetahui dari dekat keberadaan masing-masing Pura yang dituju sambil beriwisata.

“Mumpung masih diberi kesempatan (hidup), Tyang sempatkan diri untuk maturang ke sejumlah Pura yang belum pernah tyang kunjungi. Saya merasa tentram dan damai setiap usai ngaturang bhakti,” ucap Pak Gede, salah seorang pemedek asal Denpasar. Dia juga mengatakan, kita patut bersyukur dan kagum atas segala warisan para leluhur terdahulu berupa Pura-Pura yang hingga kini masih lestari dan berdiri megah.
Hal senada diakui pemedek lainnya. Menurutnya,sebagai umat sedharma sudah saatnya mengetahui keberadaan Pura-Pura besar yang ada di Bali melalui kegiatan tirthayatra. “Agar tidak tahu dari cerita orang lain, alangkah baiknya kita yang langsung pedek tangkil melalui kegiatan tirthayatra ini,” ujar Gusti Ngurah, pemedek asal Denpasar.

Memang, apa yang disampaikan pemedek tersebut benar adanya. Sebagaimana diketahui, tirthayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan tirtha.Dalam perkembangannya, istilah tirthayatra ini  kemudian direalisasikan dengan jalan pedek tangkil ke sejumlah Pura. Dengan tirthayatra ini pula umat sedharma bisa lebih mendekatkan diri dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa.


Seiring perkembangan zaman, tak jarang di antara masyarakat yang menjadikan kegiatan ini sebagai trend. Kegiatan suci ini dijadikan ajang untuk show, pamer diri, sok paling tahu akan keberadaan pura dan sebagainya. Atau bahkan ada yang bangga menceritakan dirinya pernah pedek tangkil ke seluruh Pura yang ada di Bali hingga ke Pura-Pura yang ada di Tanah Jawa. (dey)

Tidak ada komentar: